Toleransi yang Berbuah Manis

Hasan Al-Bashri (w. 728 M) punya tetangga yang beragama Kristen. Tetangga ini memiliki toilet di atap apartemennya dan dulu bocor melalui lubang di atap apartemen Hasan Al-Basri.
Hasan meletakkan ember di bawah lubang untuk menampung urin yang akan bocor melalui lubang itu dan membuang isi di akhir setiap hari.
Ini berlangsung selama 20 tahun.

Kemudian suatu hari, Hasan jatuh sakit dan tetangga Kristennya datang mengunjunginya.Ketika ia masuk, tetangga melihat ember air seni yang bocor melalui lubang di langit-langit dan bertanya heran kepada Hasan:

"Berapa lama Anda membiarkan bahaya ini dari saya" Hasan menjawab: "Selama 20 tahun."

Tetangga Kristen itu melepas ikat pinggang (yang merupakan pakaian orang-orang Kristen selama waktu itu) dan menerima Islam.
(Hilyah al-Awliya)


saudara/ i ku,
Apakah kita umat Islam saat ini mampu mentolerir ketidaknyamanankecil selama seminggu dari saudara kita, apalagi tetangga kita?

mungkin jika kita diam, itu akan muncul dalam sikap dan perilaku kita.
seperti acuh,sinis dan lain sebagainya jika melihat keadaaan seperti ini, tetapi Hasan Al-Basri mampu mentoleransi selama 20 tahun, tetapi perilakunya sangat normal terhadap tetangganya tidak memiliki gagasan tentang bahaya dari semua itu.


Toleransi Berapa banyak kita menunjukkan satu sama lain? Jika kita melakukan sesuatu yang baik sekali-sekali untuk tetangga kita atau saudara, terkadang kita menyebutkan dan membual tentang hal itu seratus kali. Dan jika kita mengalami kerusakan, terlepas apakah itu disengaja atau tidak, kita akan menunjukkan bahwa kesalahan dan kerugian yang kami alami beberapa kali lebih.

Contoh di atas dari salah satu ulama Islam yang patut direnungkan.

Perilaku dan sopan santun dengan tetangganya, yang bahkan bukan seorang Muslim .


Ini adalah Contoh Ketulusan Niat. Tingkat superior seperti tata krama dapat dicapai ketika seseorang melakukan perbuatan hanya demi Allah saja. Kejadian ini adalah contoh Ikhlas Insya Allah. Selama 20 tahun Hasan mentoleransi ini diam-diam, tanpa membiarkan ada yang tahu tentang hal itu.
Allah Maha Tahu tentang hati Hasan, tapi tampaknya ia melakukan hal ini murni karena Allah, berharap pahala-Nya sendiri, sehingga berbuah terlalu manis - orang itu memeluk Islam.

"Dan siapakah yang lebih baik dalam pidato dari satu yang mengajak kepada Allah dan melakukan kebenaran dan berkata," Memang, saya kaum muslimin "(QS. al Fussilat 33).

Semoga Allah membimbing kita untuk mengambil pelajaran dari cerita ini sangat baik!
LihatTutupKomentar