KETULUSAN


Sedekah menjadi salah satu ibadah yang bernilai pahala besar dan tercatat dalam Al-Qur'an. Sedekah juga menjadi bagian untuk berderma kepada sesama terlebih bagi orang yang membutuhkan.

Sehingga secara esensi sedekah mencakup hubungan vertikal dan horizontal karena berhubungan dengan muamalah ma'allah dan juga muamalah ma'annas karena hidup berdampingan.
Sehubungan dengan amalan ini, beberapa ayat Al-Qur'an mengagungkan.
Sedekah disebutkan menjadi amalan yang diganjar pahala berlipat ganda, serta menjadi salah satu cara untuk bersyukur atas rezeki yang diberikan.
Di antara ayat yang menjelaskan pahala sedekah adalah Al-Qur'an surat Al Hadid ayat 18, Allah SWT berfirman.
اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ - ١٨
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka, dan mereka akan mendapat pahala yang mulia."
(QS Al Hadid ayat 18).
Pengalaman serta keutamaan sedekah juga bisa diresapi dari pengalaman hidup Sahabat Ali bin Abi Thalib Rhadiyallah dalam sebuah pengalaman. Sepupu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam ini pernah suatu hari, usai bersilaturahim ke rumah Rasulullah, pulanglah ia ke rumah dan bertemu Istrinya Fatimah yang ketika itu sedang duduk memintal sementara Salman Al Farisi sedang memisah-misahkan.
Bulu domba untuk di pintal kemudian.
Karena Sahabat Ali datang dalam keadaan lapar, bertanyalah dia kepada Sang Istri dengan pertanyaan. "Hai perempuan mulia apakah engkau punya makanan untuk suamimu," ujarnya bertanya kepada Fatimah yang dijawab bahwa saat itu di rumah tidak ada makanan. Dan hanya memiliki uang 6 dirham upah memintal dari Salman yang hendak dibelikan makanan untuk putra-putranya, Hasan dan Husain.
Mendengar jawaban istrinya, berniatlah Ali keluar untuk membelikan makanan Hasan dan Husain dengan uang 6 dirham yang dimiliki istrinya idenya kemudian. Pamitlah Sahabat Ali, tiba-tiba di tengah jalan, Ali melihat seorang laki-laki sedang berdiri seraya berkata dan mencari orang yang bisa memberinya hutang dan akan didoakan. Melihat orang itu ibalah Ali dan memberikan uang 6 dirham, jatah membeli makan Hasan dan Husain yang dia bawa lalu kemudian Ali pulang tanpa membawa bawaan.
Melihat suaminya pulang hanya dengan tangan hampa tanpa makanan. Menangis tersedu-sedulah Fatimah, yang langsung bertanya kenapa suaminya pulang tanpa membawa makanan. Dan jujurlah Ali kalau uangnya diberikan kepada seseorang yang membutuhkan dan perlu hutang ketika perjalanan. Usai menjelaskan kepada istrinya, Ali izin untuk berkunjung ke rumah Rasulullah untuk kunjungan.
Di tengah perjalanan, bertemulah Ali dengan orang Arab dusun (A'rabi) yang tengah menuntun seekor unta untuk dijual, dan kemudian ditawarkan kepada Ali dengan harga 100 dirham harga yang di inginkan.
"Wahai Ali, tolong belilah unta saya ini dengan harga 100 dirham," ucap orang Arab dusun itu meminta pertolongan.
Sahabat Ali pun kemudian berterus terang jika dirinya tidak membawa uang sedikitpun di tangan. Mendengar hal itu, A'rabi itu menawarkan agar Ali bisa membeli untanya dengan tempo pembayaran. Disetujuilah tawaran itu, hingga akhirnya unta bisa dibawa Sahabat Ali yang hendak membawanya ke rumah sebagai dagangan.
Di tengah jalan, tiba-tiba Ali bertemu seseorang yang menawar unta yang dibawanya, sebagai dagangan.
Berkatalah orang itu: "Wahai Ali, berapakah ingin kau jual unta yang kau bawa," ujarnya dalam pertanyaan.
Dengan tanpa ragu, Sahabat Ali menjawab bahwa untanya akan dijual seharga 300 dirham dan tanpa banyak tawar-menawar orang itu langsung memberikan uang 300 dirham tunai sebagai pembayaran. Bergembiralah Ali mendapat keuntungan yang berlipat, dan langsung memberikan 100 dirham kepada A'rabi pemilik unta awal, dan sisanya dibawa pulang dan disampaikan kepada Fatimah sebagai kesyukuran.
Kepada istrinya, Sahabat Ali pun menceritakan bagaimana kisah bisa mendapatkan uang 200 dirham sebai keuntungan. Mendengar kisahnya, Fatimah pun berbinar-binar dan berucap: "Engkau telah mendapatkan taufiq," atau pertolongan. Dari keikhlasan bersedekah 6 dirham karena Allah Yang Maha Rohmaan.
Inilah sekilas pengalaman Sahsbat Ali karena ketulusan dan keikhlasannya dalam bersedekah mendapat balasan.
Semoga menjadi inspirasi yang men
cerahkan.
Menjadi teladan.
Dan kita meneladaninya di mampukan.
LihatTutupKomentar