The proud teak tree and The small herb.

The proud teak tree and The small herb.


... There was a proud teak tree in the forest. He was tall and strong. There was a small herb next to the tree.

The teak tree said, "I am very handsome and strong. No one can defeat me". Hearing this the herb replied, "Dear friend, too much pride is harmful. Even the strong will fall one day". The teak ignored the herb's words. He continued to praise himself.

A strong wind blew. The teak stood firmly. Even when it rained, the teak stood strong by spreading its leaves. At the same time, the herb bowed low. The teak made fun of the herb.

One day there was a storm in the forest. The herb bowed low. As usual the teak did not want to bow. The storm kept growing stronger. The teak could no longer bear it. He felt his strength giving way.

He fell down. This was the end of the proud tree. When everything was calm the herb stood straight. He looked around. He saw the proud teak had fallen.

***



Alkisah ada sebuah pohon jati yang angkuh di hutan. Ia tinggi dan kuat. Di dekatnya, ada sebuah tanaman obat yang kecil.

Pohon jati berkata, "Aku sangat gagah dan kuat. Tidak ada yang bisa mengalahkan aku." Mendengar hal ini, tanaman obat itu menjawab, "Temanku, terlalu angkuh itu berbahaya. Bahkan, yang kuat sekalipun akan jatuh suatu hari nanti."

Si pohon jati mengabaikan kata-kata si tanaman obat. Ia terus saja memuji-muji dirinya sendiri. Lalu, berembuslah angin kencang. Si pohon jati berdiri dengan tegapnya. Bahkan ketika turun hujan, si pohon jati tetap kokoh dengan cara membentangkan daun-daunnya. Di saat yang bersamaan, si tanaman obat merunduk. Si pohon jati mengolok-oloknya.

Suatu hari, bertiuplah angin topan di hutan itu. Si tanaman obat merunduk. Seperti biasanya, si pohon jati tidak mau merunduk. Tapi karena angin berembus semakin kencang, si pohon jati tidak mampu menahannya lagi. Ia merasa kekuatannya berkurang. Ia pun tumbang. Itulah akhir dari pohon yang angkuh itu.

Ketika keadaannya sudah tenang, si tanaman obat kembali berdiri tegak lagi. Ia melihat ke sekeliling. Dilihatnya si pohon jati yang angkuh itu sudah tumbang.

Bercermin pada kisah di atas, alangkah bijaknya bila kita tidak menjadi sombong apabila kita memiliki kelebihan dan kehebatan. Jangan pula kita menjadi berhak untuk meremehkan apa yang dimiliki orang lain karena sesungguhnya setiap kita memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tak ada yang pantas untuk sombong kecuali Alloh Subhana Wa Ta'alla.jadikankelebihan kita untuk meringankan kekurangan orang lain.Dengan begitu, setiap kita bisa saling melengkapi dan membantu.

insyaAlloh
LihatTutupKomentar