Tata Cara Shalat menurut sunnah Rasul
1
Tata Cara Shalat menurut sunnah Rasul
Shalat Jamaah
2
Segala puji bagi ALLAH, Tuhan semesta alam, Yang Maha Suci
lagi Maha Agung. Hanya kepada-NYA kita menyembah dan kepada-NYA pula
kita memohon belas kasihan. Salam dan shalawat senantiasa kepada Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam, Nabi kita sebaik-baik manusia
sebagai pemimpin. Berbagai macam ragam cara
shalat yang diajarkan oleh para ulama, kyai, dai, ustadz dan muallim.
Namun masih saja banyak perbedaan satu dengan lainnya. Bahkan perbedaan
itu membawa perselisihan umat. Padahal sumber utama yang mengajarkan
shalat itu hanya satu orang, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam. Jadi seharusnya yang menjadi panutan itu adalah Rasulullah,
bukannya ulama/kyai/ustadz/dai. Jadi marilah kita bersatu dalam sunnah
Rasul. Insya ALLAH, presentasi ini menjelaskan
tata cara setiap gerakan zahir dalam shalat sesuai sunnah yang diajarkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Semoga
dengan shalat yang benar maka ALLAH akan membuka hijab tabir antara
kita dengan-NYA, sehingga segala doa yang terpanjat akan sampai ke
hadapan ALLAH Penguasa Langit dan Bumi, dan DIA berkenan mengabulkan doa
kita karena DIA Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
3
Tata Cara Shalat
4
Urutan gerakan zahir dalam shalat:
Niat, berdiri Takbiratul ihram bersedekap Membaca iftitah Membaca taawudz dan fatihah Membaca surah/ayat Quran Ruku’ I’tidal Sujud ke-1 Duduk dua sujud Sujud ke-2 Duduk istirahat sebelum bangkit berdiri Melanjutkan ke rakaat berikutnya (dimulai dari membaca fatihah hingga sujud ke-2) Duduk tahiyat awwal dan membaca doa Duduk tahiyat akhir dan membaca doa Mengucapkan salam
5
Berniat untuk mengerjakan shalat fardhu/sunat, kemudian
berdiri tegak menghadap kiblat. Niat cukup dalam hati saja, jangan
mengucap “ushalli” karena hal itu tidak ada dalam sunnah Rasul.
Pandangan mata hanya diarahkan ke tempat sujud agar dapat shalat dengan
khusyu’.
6
DALIL TENTANG NIAT Rasulullah SAW
bersabda: Pekerjaan-pekerjaan itu tidak lain hanyalah dengan niat, dan
sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan apa yang diniatkannya.
[Bukhari & Muslim] An Nawawi mengatakan
didalam Raudhatu ‘th Thalibin Al Maktab Al Islami, bahwa niat adalah
maksud (keinginan). Orang shalat hendaklah menghadirkan didalam
ingatannya akan shalat itu sendiri beserta kewajiban-kewajiban (rukun)
dalam shalat. Kemudian memaksudkan pengetahuan dan ingatan itu secara
sengaja dan menghubungkannya dengan awal takbir. Kemudian mereka
berpendapat bahwa niat itu sudah cukup dalam hati saja. Lafadz
“ushalli…” tidak ada satupun dalil yang mengajarkannya, tidak pernah
Rasulullah memulai shalatnya dengan mengucap sebarang kata, selain
takbir. Oleh karena itu, ucapan “ushalli…”
dimasukkan sebagai perkara bid’ah, karena termasuk menambah-nambah
sesuatu yang baru dalam perkara agama. Dan bid’ah adalah kesesatan, dan
kesesatan berarti neraka. Janganlah kita
mengikutinya, cukuplah kita berniat dalam hati saja. Kita mungkin
menganggap mengucap “ushalli” itu ringan, namun kita tidak tahu
kebencian ALLAH terhadap orang yang menambah-nambah urusan agama-NYA. Apakah sukar shalat tanpa ushalli??? Jika tidak sukar, maka tinggalkan saja.
7
Takbiratul ihram dengan cara mengangkat kedua tangan setinggi bahu/pundak secara bersamaan sambil membaca takbir “ALLAHU AKBAR” dimana jari-jari tangan dirapatkan dan telapak tangan diarahkan ke kiblat Allah Maha Besar
8
DALIL TENTANG TATA CARA TAKBIRATUL IHRAM
Dari
Abdullah bin Umar, ia berkata: Aku melihat Rasulullah SAW mengangkat
kedua tangan hingga sejajar pundak ketika memulai salat, sebelum rukuk
dan ketika bangun dari rukuk. Beliau tidak mengangkatnya di antara dua
sujud. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed
bin Hanbal, Malik & Ad Darami] Dari Salim
bin Abdullah bin Umar, katanya: Apabila Rasulullah SAW berdiri hendak
shalat, maka diangkatnya kedua tangannya hingga setentang dengan kedua
bahunya sambil membaca takbir. Apabila beliau hendak ruku’ dilakukannya
pula seperti itu, begitu pula ketika bangkit dari ruku’. Tetapi beliau
tidak melakukannya ketika mengangkat kepala dari sujud. [Muslim] Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam memulai shalat dengan kata-kata “Allahu
akbar” (ALLAH Maha Besar). [Muslim & Ibnu Majah] Rasulullah
mengeraskan suaranya dengan takbir sehingga terdengar oleh orang-orang
yang berada di belakangnya. [Ahmad & Hakim, dishahihkan olehnya dan
disepakati oleh Adz Dzahabi]
9
DALIL TENTANG BACAAN TAKBIRATUL IHRAM
Rasulullah
SAW bersabda: Sesungguhnya tidak lah sempurna shalat salah seorang
diantara manusia, sehingga ia berwudu dan meletakkan wudhu pada
tempatnya, lalu berkata “Allahu Akbar”. [Thabrani, dengan isnad yang
shahih] Rasulullah SAW bersabda: Kunci shalat
itu adalah suci, pembukanya adalah takbir dan penutupnya adalah salam.
[Abu Dawud, Tirmizi dan dishahihkan olehnya dan disepakati oleh Adz
Dzahabi] Diriwayatkan bahwa: Beliau SAW
mengangkat keduatangannya sambil meluruskan jari-jemarinya, tidak
merenggangkannya dan tidak pula menggenggamnya. [Abu Dawud dan Ibnu
Khuzaimah, Tamam, Al Hakim dan disahihkan olehnya dan disepakati oleh
Adz Dzahabi]
10
Setelah bertakbiratul ihram kemudian meletakkan tangan di dada
dengan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri (sedekap).
11
DALIL TENTANG BERSEDEKAP
Dari
Wa’il bin Hujr katanya dia melihat Nabi SAW mengangkat kedua tangan
pada permulaan shalat setentang dengan kedua telinganya sambil membaca
takbir. Kemudian dilipatkannya bajunya lalu diletakkannya tangan kanan
diatas tangan kiri. Ketika beliau hendak ruku’ dikeluarkannya kedua
tangannya dari lipatan bajunya, kemudian diangkatnya sambil membaca
takbir, lalu beliau ruku’. Ketika beliau membaca “sami’Allahu liman
hamidah” diangkatnya pula kedua tangannya. Ketika sujud, beliau sujud
antara kedua telapak tangannya. [Muslim] Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya kami sekalian para
Nabi telah diperintahkan untuk menyegerakan berbuka puasa dan
mengakhirkan makan sahur, dan untuk meletakkan tangan-tangan kanan kami
di atas tangan-tangan kiri kami pada waktu shalat. [Ibnu Hibban dan Adh
Dhiya, dengan sanad yang shahih] Beliau melarang untuk meletakkan tangan di atas lambung (perut) di dalam shalat. [Bukhari & Muslim]
12
Setelah bersedekap kemudian Membaca Doa Iftitah.
Ada
banyak bacaan iftitah yang diajarkan oleh Rasulullah, boleh memilih
salah satunya saja, atau menggabungkannya (jika shalat sendirian/sunat).
13
DALIL TENTANG BACAAN IFTITAH
Dari
Ibnu Umar bin Khattab katanya: Ketika kami sedang shalat bersama-sama
Rasulullah SAW, tiba-tiba ada seorang laki-laki dalam jamaah membaca: “ALLAH maha besar sebesar-besarnya, pujian yang tak terhenti bagi ALLAH, maha suci ALLAH sepanjang pagi dan petang” Maka
bertanya Rasulullah SAW: Siapa yang membaca kalimat itu tadi? Jawab
laki-laki itu: Saya, wahai Rasulullah! Sabda Rasulullah SAW: Aku kagum
dengan kalimat itu, karenanya dibukakan segala pintu langit. Kata Ibnu Umar: Aku tidak pernah lupa membacanya sejak kudengar Rasulullah SAW membacanya. [HR. Muslim]
14
5. Setelah membaca doa Iftitah kemudian membaca ta’awudz
(berlindung daripada syetan) kemudian melanjutkannya dengan membaca
Surah Al Fatihah.
15
DALIL TENTANG KEWAJIBAN MEMBACA AL FATIHAH
Sebelum memulai bacaan dalam shalat, Nabi SAW mengucapkan: “Aku
berlindung kepada ALLAH dari setan yang terkutuk, dari kesombongannya
dan sihirnya serta godaannya.” [Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah,
dan Baihaqi] ------ Dari
Ubadah bin Shamit ra: Bahwa Nabi SAW bersabda: “Tidak sah shalatnya
orang yang tidak membaca surat Al Fatihah.” [Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed & Ad Darami]
16
6. Setelah membaca Surah Al Fatihah kemudian Membaca salah satu Ayat atau Surah dari Al Qur’an
17
DALIL TENTANG MEMBACA AYAT
Dari
Abu Hurairah katanya Rasulullah SAW bersabda : “Tidak sempurna shalat,
melainkan dengan membaca bacaan (ayat).” kata Abu Hurairah, “Karena itu
apa yang dibacanya (Nabi SAW) nyaring, kami baca pula nyaring kepadamu.
Dan apa yang dibacanya perlahan, kami baca pula perlahan kepadamu.” [HR. Muslim] Dari
Atha’ katanya Abu Hurairah berujar: “Dalam setiap shalat Rasulullah SAW
selalu membaca bacaan (ayat). Karena itu bacaan yang dinyaringkannya
kepada kami, kami nyaringkan pula, dan bacaan yang perlahan-lahan
dibacanya kami perlahankan pula kepadamu.” Lalu seorang laki-laki bertanya, “Bagaimana kalau tidak kutambah lagi bacaanku selain membaca Al Fatihah?” Jawabnya (Abu Hurairah), “Jika anda tambah lebih baik, jika tidak maka Al Fatihah sudah cukup.
18
7. Setelah selesai membaca ayat kemudian bertakbir sambil
mengangkat kedua tangan seperti ketika bertakbiratul ihram dengan
membaca kalimat takbir “ALLAHU AKBAR”
19
DALIL TENTANG TAKBIR RUKU
Hadis
tentang takbir ruku adalah hadis shahih muttafaq ‘alaih, sehingga
seluruh Mazhab mengganggapnya termasuk rukun shalat, jika terlupa
membacanya, maka membatalkan shalatnya, dan ia harus mengulang
shalatnya. Dari Abu Qilaabah, bahwa ia melihat
Malik bin Huwairits ketika ia shalat, ia bertakbir lalu mengangkat kedua
tangannya. Ketika ingin rukuk, ia mengangkat kedua tangannya. Ketika
mengangkat kepala dari rukuk, ia mengangkat kedua tangannya. Ia (Malik)
bercerita bahwa Rasulullah SAW dahulu berbuat seperti itu. [HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal & Ad Darami]
20
8. Setelah selesai membaca takbir, kemudian RUKUK dengan cara
membungkukkan badan dengan posisi tangan diletakkan di atas lutut, dan
punggung rata atau lurus, kemudian membaca tasbih RUKUK sebanyak 3 kali. Maha Suci Tuhan yang Maha Agung
21
TATA CARA RUKUK Dari ‘Aisyah katanya :
“Rasulullah SAW memulai salat beliau dengan takbir. Sesudah itu beliau
baca surat Al Fatihah. Apabila beliau Ruku’ kepalanya tidak mendongak
dan tidak pula menunduk, tetapi pertengahan (sehingga kepala beliau
kelihatan rata dengan punggung). Apabila beliau bangkit dari Ruku’
beliau tidak sujud sebelum beliau berdiri lurus terlebih dahulu. Apabila
beliau mengangkat kepala dari sujud (pertama), beliau tidak sujud
(kedua) sebelum duduknya antara dua sujud itu tepat benar (sempurna)
lebih dahulu. Tiap-tiap selesai dua rakaat, beliau membaca tahiyat
sambil duduk menghimpit kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Beliau
melarang duduk seperti cara setan duduk atau seperti binatang buas
duduk. Dan beliau menyudahi salat dengan membaca salam.” [Muslim] Mush’ab
bin Saad berkata: Aku salat di samping ayahku (yaitu Saad bin Abu
Waqash). Aku biarkan tanganku (terlepas) di depan lututku. Lalu ayah
berkata: Tempelkan kedua telapak tanganmu di kedua lututmu. Kemudian aku
melakukan hal itu sekali lagi. Ayah memukul tanganku seraya berkata:
Kita dilarang melakukan itu (melepas tangan saat rukuk). Kita diperintah
untuk menempelkan tangan kita pada lutut saat rukuk. [Bukhari, Muslim,
Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad bin Hanbal & Ad
Darami]
22
DALIL TENTANG BACAAN TASBIH RUKU
Dari Hudzaifah katanya ia melihat Rasulullah SAW rukuk dengan mengucapkan: “Maha Suci Tuhan yang Maha Agung.” Tiga kali. ------ Rasulullah
SAW bersabda: Apabila salah seorang dari kamu mengucapkan “Subhana
rabii al adzim” tiga kali, maka telah sempurna rukuknya. [Tirmizi, Abu
Dawud, Nasai & Ibnu Majah]
23
Setelah membungkuk ruku, kemudian bangkit berdiri tegak sambil mengangkat kedua tangan sambil membaca takbir IKTIDAL Setelah itu diam sekejap sambil meluruskan kedua tangan kemudian membaca tasbih IKTIDAL Maha Mendengar ALLAH kepada yang memujinya Ya Tuhan, bagi-Mu segala puji
24
DALIL TENTANG BACAAN TAKBIR DAN TASBIH IKTIDAL
Dari
Abu Hurairah ra: Bahwa Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya imam itu
untuk diikuti. Karena itu, maka janganlah kalian menyalahinya. Apabila
ia bertakbir, maka bertakbirlah kalian. Bila ia rukuk, maka rukuklah
kalian. Bila ia membaca “sami’allahu liman hamidah”, maka bacalah
“Allahumma rabbanaa lakal hamdu”. Bila ia sujud, maka sujudlah kalian.
Dan bila ia shalat sambil duduk, maka shalatlah kalian sambil duduk. [HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah] Dalam
hadis muttafaq alaihi ini terdapat tambahan Allahumma. Sedangkan
Rabbana… itu kita ambil dari hadis Bukhari dan Muslim lainnya. Jika kita artikan maka Allahumma rabbana berarti “Ya ALLAH, ya Tuhan kami”.
25
Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi
10.
Setelah membaca tasbih tuma’ninah kemudian ber-SUJUD dengan cara
membungkuk meletakkan wajah ke sajadah, kemudian membaca tasbih SUJUD
sebanyak 3 kali. Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi
26
DALIL TENTANG BACAAN TASBIH SUJUD
Dari Hudzaifah katanya ia melihat Rasulullah SAW sujud dengan mengucapkan: “Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi.” [Muslim] ------ Rasulullah
SAW mengajarkan: Apabila salah seorang dari kamu bersujud, hendaklah ia
mengucapkan “Subhana rabii al a’la” tiga kali, dan itulah yang paling
sedikit. [Tirmizi, Abu Dawud, Nasa’i & Ibnu Majah]
27
TATA CARA SUJUD Dari Al Barra’ katanya
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila engkau sujud, letakkan telapak
tanganmu dan tinggikan kedua sikumu.” [Muslim] Dari
Maimunah isteri Nabi SAW katanya: “Apabila Rasulullah SAW sujud
direnggangkannya kedua sikunya dari rusuk, sehingga kelihatan putih
ketiak beliau. Dan apabila beliau duduk antara dua sujud dan pada
tasyahud awal, beliau duduk tenang di atas pahanya yang kiri.” [Muslim] Dari
Ibnu Abbas ra, ia berkata: Nabi SAW diperintahkan untuk sujud dengan
tujuh anggota badan dan dilarang menutup dahinya dengan rambut dan
pakaian. [Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal & Ad Darami] HR.
Muslim dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa Tujuh anggota badan itu ialah:
(1) wajah yaitu dahi dan hidung ; (2-3) kedua belah telapak tangan ;
(4-5) kedua ujung lutut ; (6-7) kedua ujung kaki.
28
Ya Tuhan, ampunilah aku ; 2 (dua) kali
11. Setelah bersujud kemudian bangkit duduk dengan cara bangkit dari sujud sambil membaca takbir “Allahu Akbar” tetapi membaca takbir ini tidak dengan mengangkat kedua tangan. Kemudian
duduk dengan menekukkan ujung kaki kanan dan setelah duduk tegak
sempurna kemudian membaca zikir DOA DUDUK ANTARA DUA SUJUD Ya Tuhan, ampunilah aku ; 2 (dua) kali
29
DALIL TENTANG BACAAN DUDUK ANTARA DUA SUJUD
Perlu
diketahui, tidak ditemukan dalil-dalil dari kitab sahih dari Bukhari
dan Muslim yang menerangkan tentang bacaan duduk antara dua sujud.
Sehingga seluruh mazhab sepakat berpegang pada kitab hadis dibawahnya
yaitu dari kitab-kitab Sunan. Menurut para sunan, diriwayatkan dari Hudzaifah bahwa Rasulullah SAW mengucapkan diantara dua sujud: Ya Tuhan, ampuni aku, ya Tuhan ampuni aku. [HR. Tirmizi, Abu Dawud, Nasai & Baihaqi]
30
Maha Suci (Allah) Tuhan yang Maha Tinggi
12.
Setelah membaca doa zikir duduk antara dua sujud kemudian kembali
membaca takbir sambil membungkuk untuk ber-SUJUD dan kembali membaca
tasbih SUJUD 3 kali. Maha Suci (Allah) Tuhan yang Maha Tinggi
31
DALIL TENTANG SUJUD YANG KEDUA
Dari
Barra bin Azib, ia berkata: Aku mengamati shalat Muhammad SAW. Aku
perhatikan berdirinya, rukuknya, iktidal setelah rukuk, sujudnya, duduk
antara dua sujud, sujud kedua, duduk antara salam dan selesai shalat,
(aku perhatikan) satu dengan lainnya saling sama. [Bukhari, Muslim,
Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ahmed bin Hanbal & Ad Darami] Dari
Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah shalat mengimami para
sahabat. Ia bertakbir tiap kali turun dan bangun. Ketika selesai ia
berkata: “Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip
dengan shalatnya Rasulullah SAW.” [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i,
Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami]
32
13. Setelah bangkit dari sujud yang kedua, hendaknya duduk
tuma’ninah sekejap dua atau 5 detik kemudian kembali berdiri untuk
mengerjakan rakaat selanjutnya sambil membaca takbir, setelah berdiri dengan sempurna kemudian memulai rakaat selanjutnya dengan kembali membaca Fatihah.
33
DALIL TENTANG BACAAN TAKBIR BANGKIT DARI SUJUD
Dari
Abu Hurairah katanya: Apabila Rasulullah SAW berdiri untuk raka’at
kedua, beliau langsung membaca Fatihah, tanpa diam sebentar terlebih
dahulu. [Muslim] Dari Mutharrif bin Abdullah, ia
berkata : Aku dan Imran bin Hushein shalat di belakang Ali Bin Abi
Thalib. Ketika sujud beliau bertakbir. Saat mengangkat kepala beliau
bertakbir. Saat bangun dari dua rakaat beliau bertakbir. Selesai shalat
Imran memegang tanganku dan berkata: Sesungguhnya Ali telah mengingatkan
aku dengan shalat Muhammad SAW. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu
Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami]
34
Perintah dari Nabi Muhammad SAW untuk ber-tuma’ninah dalam shalat
Hadis riwayat Abu Hurairah ra : Bahwa
Rasulullah SAW masuk mesjid. Lalu seorang laki-laki masuk dan melakukan
shalat. Setelah selesai ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah
SAW. Beliau menjawab salamnya lalu bersabda : Ulangilah shalatmu, karena
sesungguhnya engkau belum shalat. Lelaki itu kembali shalat seperti
shalat sebelumnya. Setelah shalatnya yang kedua ia mendatangi Nabi SAW
dan memberi salam. Rasulullah SAW menjawab : Wa’alaikas salam. Kemudian
beliau bersabda lagi : Ulangi shalatmu, karena sesungguhnya engkau belum
shalat. Sehingga orang itu mengulangi shalatnya sebanyak tiga kali.
Lelaki itu berkata : Demi Zat yang mengutus anda dengan membawa
kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada ini
semua. Ajarilah saya. Beliau bersabda : Bila engkau melakukan shalat,
bertakbirlah. Bacalah bacaan dari Al Quran yang engkau hafal. Setelah
itu rukuk hingga engkau tenang dalam rukukmu. Bangunlah hingga berdiri
tegak. Lalu bersujudlah hingga engkau tenang dalam sujudmu. Bangunlah
hingga engkau tenang dalam dudukmu. Kerjakan semua itu dalam seluruh
shalatmu. [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
35
Duduk Tahiyat atau Duduk Tasyahud
Duduk setiap dua rakaat atau duduk pada rakaat terakhir.
36
14. Duduk tahiyat awal adalah duduk sesudah sujud kedua pada
setiap dua rakaat, dengan cara meluruskan ujung kaki kiri dan menegakkan
ujung kaki kanan, kemudian membaca “attahiyatullillahi…”. Sesudah sampai pada membaca syahadat, kemudian bangkit berdiri sambil bertakbir untuk melanjutkan rakaat selanjutnya.
37
TATA CARA DUDUK TAHIYAT
Dari
Maimunah isteri Nabi SAW katanya : “Apabila Rasulullah SAW sujud
direnggangkannya kedua sikunya dari rusuk, sehingga kelihatan putih
ketiak beliau. Dan apabila beliau duduk antara dua sujud dan pada
tasyahud awal, beliau duduk tenang di atas pahanya yang kiri.” [Muslim] Dari
‘Aisyah katanya : “Rasulullah SAW memulai shalat beliau dengan takbir.
Sesudah itu beliau baca surat Al Fatihah. Apabila beliau Ruku’ kepalanya
tidak mendongak dan tidak pula menunduk, tetapi pertengahan (sehingga
kepala beliau kelihatan rata dengan punggung). Apabila beliau bangkit
dari Ruku’ beliau tidak sujud sebelum beliau berdiri lurus terlebih
dahulu. Apabila beliau mengangkat kepala dari sujud (pertama), beliau
tidak sujud (kedua) sebelum duduknya antara dua sujud itu tepat benar
(sempurna) lebih dahulu. Tiap-tiap selesai dua rakaat, beliau membaca
tahiyat sambil duduk menghimpit kaki kiri dan menegakkan kaki kanan.
Beliau melarang duduk seperti cara setan duduk atau seperti binatang
buas duduk. Dan beliau menyudahi shalat dengan membaca salam.” [Muslim] Dari
Amir bin Abdullah bin Zubair dari bapaknya, katanya : “Apabila
Rasulullah SAW duduk mendoa (tasyahud dalam shalat) diletakkannya tangan
kanan diatas paha kanan, tangan kiri diatas paha kiri. Beliau menunjuk
dengan telunjuk, meletakkan ibu jari di jari tengah serta meletakkan
telapak tangan kiri di atas lutut.” [Muslim]
38
DALIL TENTANG BACAAN TASYAHUD AWAL
Dari
Abdullah bin Mas’ud ra dia berkata: Ketika kami bermakmum di belakang
Rasulullah SAW kami membaca : “Keselamatan tetap kepada Allah,
keselamatan tetap kepada si fulan.” Suatu hari Rasulullah SAW bersabda
kepada kami : Sesungguhnya Allah adalah keselamatan itu sendiri. Jadi
apabila salah seorang di antara engkau duduk (membaca tasyahud)
hendaknya membaca : “Segala kehormatan, semua
rahmat dan semua yang baik itu milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat
Allah dan berkah-Nya dilimpahkan kepadamu, wahai Nabi. Semoga
keselamatan dilimpahkan kepada kami dan kepada para hamba Allah yang
saleh.” Apabila dia telah membacanya, maka
keselamatan itu akan menyebar kepada semua hamba Allah yang saleh baik
yang di langit maupun yang di bumi. “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad hamba-NYA dan Rasul-NYA”,
kemudian berdoalah sesukanya. [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
39
15. Duduk tahiyat akhir adalah duduk pada rakaat terakhir,
dengan cara meluruskan ujung kaki kiri dan menegakkan ujung kaki kanan,
kemudian membaca “attahiyatullillahi…”.
40
DALIL TENTANG TATA CARA DUDUK TASYAHUD AKHIR
Dari
Muhammad bin Amr bin Atha’, bahwasanya ia duduk dengan sekelompok
sahabat Nabi SAW. Lalu kami menyebutkan tentang shalat Nabi SAW, maka
Abu Humaid As Sa’idi berkata: “Aku adalah orang yang paling hafal di
antara kalian tentang shalat Rasulullah SAW, aku melihat beliau
bertakbir seraya menempatkan kedua tangannya sejajar dengan kedua
pundaknya. Apabila ruku’ beliau menempatkan kedua tangannya pada kedua
lututnya, kemudian beliau meratakan belakangnya (punggungnya). Apabila
mengangkat kepalanya, beliau tegak hingga setiap ruas tulang belakang
kembali pada tempatnya. Apabila sujud, beliau meletakkan kedua tangannya
tanpa menelungkupkan dan tidak pula merapatkannya, dan menghadapkan
jari-jarinya ke kiblat. Apabila duduk pada dua rakaat, beliau duduk di
atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya. Apabila duduk pada
rakaat terakhir beliau memajukan kaki kirinya dan menegakkan kaki yang
satunya, seraya duduk dengan pantatnya. [Bukhari]
41
DALIL TENTANG SALAWAT NABI
Dari
Abdullah bin Abu Laila, dia berkata: Kaab bin Ujrah menemuiku dan
berkata: Maukah engkau aku berikan hadiah? Rasulullah SAW pernah menemui
kami, lalu kami berkata: “Kami telah mengetahui cara membaca salam
untuk baginda, lalu bagaimana kami membaca selawat untuk anda?” Beliau
SAW bersabda: Bacalah, “Ya Allah, limpahkan
kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau
telah melimpahkan kesejahteraan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya
Engkau maha terpuji lagi mulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan
keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji
lagi maha mulia.” [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
42
16. Sesudah selesai membaca tahiyat akhir, kemudian mengakhiri
shalat dengan mengucapkan SALAM sambil menolehkan wajah ke sebelah
kanan, kemudian menoleh ke sebelah kiri seraya membaca SALAM.
43
DALIL TENTANG SALAM Dari Abu Ma’mar
ra. Katanya : “Seorang Amir (pemimpin) dari Makkah menyudahi shalat
dengan dua kali salam. Maka bertanya Abdullah, “Dari mana anda peroleh
cara begitu?” Kata Al Hakam didalam hadisnya, “Sesungguhnya Rasulullah
SAW melakukan seperti itu.” [Muslim] Dari Amir
bin Sa’ad dari bapaknya (Sa’ad bin Abi Waqash ra), katanya : “Aku
melihat Rasulullah SAW memberi salam ke kanan dan ke kiri sehingga
terlihat olehku putih pipi beliau.” [Muslim]
44
Membaca Qunut
45
HADIS TENTANG QUNUT Dari Abu Hurairah
katanya: Demi ALLAH, akan aku ajarkan kepada kamu cara shalat Rasulullah
SAW. Maka Abu Hurairah berqunut ketika shalat Zuhur, Isya dan Subuh
mendoakan kebaikan bagi orang-orang mukmin dan mengutuk orang-orang
kafir. [Bukhari, Muslim, Nas’ai, Abu Dawud, Ahmad] Dari
Muhammad, dia bertanya kepada Anas, katanya: Adakah Rasulullah SAW
qunut dalam shalat subuh? Jawab Anas: Ada, yaitu sesudah ruku. [Muslim] Dari
Anas bin Malik, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut sebulan lamanya
dalam shalat Subuh sesudah rukuk yaitu mengutuk kabilah-kabilah Ri’il,
Dzakwan dan Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA.
[Muslim] Dari Al Barra bin Azib, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut dalam shalat Subuh dan Maghrib. [Muslim]
46
IJTIHAD PARA ULAMA TENTANG QUNUT
Menurut
Mazhab Syafii membaca qunut dalam shalat subuh adalah sunat muakkad.
Andaikata ditinggalkan baik sengaja atau karena lupa, maka tidak batal
shalatnya, akan tetapi harus melakukan sujud sahwi. Diriwayatkan
oleh Al Hakim, bahwa Anas bin Malik berkata: Rasulullah SAW tetap
melakukan qunut diwaktu Subuh hingga beliau meninggal dunia. Dikatakan
oleh Al Hakim bahwa ini adalah hadis sahih. Maka akan timbul pertanyaan: Apakah boleh berqunut selain shalat subuh? Menjawab hal ini Imam Syafii mempunyai 3 (tiga) pendapat: 1)
Boleh berqunut pada setiap shalat apabila timbul bencana alam atau
bahaya peperangan, atau wabah penyakit atau gangguan (intimidation)
kepada kaum muslimin. Jika tidak ada bencana, maka tidak boleh berqunut
selain pada shalat subuh. 2) Mazhab mereka selalu membaca qunut pada semua shalat fardu, tidak terkecuali baik dalam keadaan bahaya ataupun tidak 3) Qunut boleh tidak dibaca sama sekali Qunut
dibaca pada separuh terakhir bulan Ramadan pada rakaat terakhir shalat
Witir. Ini masih menurut Imam Syafii dan Imam Nawawi. Menurut
Mazhab Syafii dengan fatwa dari Imam Nawawi, saat membaca qunut dalam
shalat subuh adalah sesudah mengangkat kepala dari rukuk (sesudah
iktidal) dalam rakaat kedua. Dan menurut mazhab
Syafii, bacaan qunut tidak ditentukan bacaannya. Artinya boleh membaca
doa manapun atau doa-doa yang ada dalam Quran.
47
DOA QUNUT Adapun lafaznya, maka bacaan
qunut yang terpilih adalah mengucapkan seperti yang diriwayatkan dalam
hadis sahih dalam kitab sunan (Abu Dawud, Tirmizi, Nasa’i, Ibnu Majah
dan Baihaqi serta lainnya), dengan isnad (sanad) sahih: Dari Hasan bin Ali: Rasulullah SAW mengajari aku kata-kata yang kuucapkan dalam shalat Witir: Ya
ALLAH, tunjukilah aku sebagaimana orang yang Engkau beri petunjuk. Dan
bebaskanlah aku (dari kekurangan lahir batin) sebagaimana orang yang
Engkau bebaskan. Dan jadikanlah aku sebagai orang yang menuju hanya
kepada-MU semata. Dan berkatilah aku dalam rezeki yang engkau berikan.
Karena sesungguhnya Engkaulah yang mentakdirkan dan bukan Engkau yang
ditakdirkan. Tidaklah hina orang yang mencintaiMU. Maha Suci Engkau,
wahai Tuhan kami yang Maha Tinggi.
48
PENDAPAT YANG MENGANGGAP QUNUT ADALAH SUNAT
1) Sebelumnya Qunut dibaca oleh Rasulullah untuk mendoakan suatu kaum: Dari
Anas bin Malik, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut sebulan lamanya
dalam shalat Subuh sesudah rukuk yaitu mengutuk kabilah-kabilah Ri’lin,
Dzakwan dan Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA.
[Muslim] 2) Tetapi kemudian doa Rasulullah itu ditolak oleh ALLAH ta’ala: Dari
Abu Hurairah, katanya: Pernah setelah Rasulullah SAW selesai membaca
“sami’allahu liman hamidah, rabbana lakal hamdu”, kemudian beliau masih
berdiri membaca doa sebagai berikut: “Ya ALLAH,
selamatkanlah Walid bin Walid, Salamah bin Hisyam, Iyasy bin Abi Rabi’ah
dan orang-orang mukmin yang lemah-lemah. Ya ALLAH, perberat siksa-MU
atas kabilah (suku) Mudhar, dan jadikanlah tahun-tahun mereka seperti
tahun-tahun yang berat bagi Yusuf. Ya ALLAH, kutuklah kabilah-kabilah
(ethnic group) Lihyan, Ri’lan, Dzakwan dan Ushayyah karena mereka
mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA.” Kemudian kami dapat kabar bahwa beliau meninggalkan doa itu setelah turun ayat ALLAH: “Tak
ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah
menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka
itu orang-orang yang zalim.” [QS:3 Ali Imran: 128] [Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad & Ad Darami]
49
Sujud Sahwi (sujud karena terlupa)
50
DALIL TENTANG SUJUD SAHWI
Ketahuilah
bahwa sujud sahwi adalah kesepakatan semua aliran tanpa terkecuali.
Banyak hadis sahih yang menerangkannya. Diantaranya adalah hadis sahih
muttafaq alaih: Dari Abu Hurairah, katanya
Rasulullah SAW bersabda: Apabila kamu shalat, datanglah setan
mengganggumu sehingga kamu lupa telah berapa raka’at kamu shalat.
Apabila kamu mengalami hal yang demikian itu, maka sujudlah dua kali
ketika duduk (tasyahud akhir). [Muslim] Dari
Abdullah bin Buhainah, ia berkata: Rasulullah SAW shalat dua rakaat
bersama kami, kemudian beliau bangkit dan tidak duduk. Para sahabat yang
lainpun ikut bangkit bersama beliau. Ketika beliau hendak menyelesaikan
shalatnya dan kami menunggu salamnya, beliau malah membaca takbir lalu
melakukan sujud dua kali sedang beliau masih dalam keadaan duduk sebelum
salam. Kemudian beliau salam. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu
Dawud, Ibnu Majah, Ahmed, Malik & Ad Darami]
51
DALIL TENTANG SUJUD SAHWI
Dari
Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: Rasulullah SAW shalat (menurut perawi
Ibrahim, beliau SAW terlebih atau kurang jumlah rakaat). Ketika selesai
salam, ada yang berkata: Ya Rasulullah, apakah telah terjadi sesuatu
ketika baginda shalat. Rasulullah SAW bertanya: Apa itu? Mereka
menjawab: Baginda melakukan shalat begini, begini. Seketika itu juga
Rasulullah SAW melipatkan kedua kakinya dan menghadap kiblat, melakukan
sujud dua kali dan salam. Kemudian beliau berpaling kepada kami seraya
bersabda: Seandainya terjadi sesuatu dalam shalat, maka aku akan
menerangkannya kepadamu. Tetapi aku adalah manusia biasa yang dapat lupa
seperti halnya engkau. Apabila aku lupa, maka ingatkanlah aku. Apabila
salah seorang kamu merasa ragu-ragu dalam shalatnya, maka berusahalah
mencari dan meyakini yang benar, lalu sempurnakan. Selanjutnya hendaknya
ia melakukan sujud dua kali. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed, Malik & Ad Darami]
52
BACAAN SUJUD SAHWI Ada perbedaan di
antara para ulama tentang saat membaca Sujud sahwi, ada yang berpendapat
dilakukan sebelum mengucapkan salam dan ada yang berpendapat sesudah
salam. Pendapat yang mengatakan sujud sahwi adalah sesudah salam, sesuai hadis sahih: Dari Abdullah katanya: Nabi SAW sujud dua kali karena lupa, yaitu sesudah salam dan bercakap-cakap. [Muslim] Namun
pendapat Imam yang kita pilih mengatakan bahwa sujud sahwi dilakukan
sebelum salam, hal ini berpegang dari banyaknya hadis sahih Bukhari,
Muslim yang menerangkannya. Sedangkan dalam hal apa yang dibaca ketika
melakukan sujud sahwi, maka kita kemukakan pendapat Imam Nawawi
rahimahullah: Bacaan sujud sahwi adalah sama
dengan bacaan sujud yaitu “subhana rabbi al a’la” , karena dalam
hadis-hadis tidak disebutkan bacaannya yang tertentu. Dalam hadis-hadis
sahih Bukhari, Muslim dan kelompok Sunan, Rasulullah SAW hanya
menyebutnya sebagai sujud karena terlupa. Dan
bacaan duduk antara dua sujud sahwi adalah sama dengan bacaan duduk
antara dua sujud yaitu “rabbigh fir li, rabbigh fir li” atau yang
panjang lagi dari hadis kelompok Sunan.
53
Ya ALLAH, begitulah yang kami ketahui semampu kami tentang shalat yang diajarkan oleh Rasul-MU.
Ya
ALLAH, ampunilah dosa dan segala kekurangan kami. Cukuplah hanya
kepada-MU kami berserah diri. Tidak ada Tuhan selain ALLAH Yang Maha
Bijaksana lagi Maha Pengampun. Ya ALLAH hanya kepada-MU kami menyembah dan hanya kepada-MU kami memohon pertolongan.
Shalat Jamaah
Segala puji bagi ALLAH, Tuhan semesta alam, Yang Maha Suci
lagi Maha Agung. Hanya kepada-NYA kita menyembah dan kepada-NYA pula
kita memohon belas kasihan. Salam dan shalawat senantiasa kepada Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam, Nabi kita sebaik-baik manusia
sebagai pemimpin. Berbagai macam ragam cara
shalat yang diajarkan oleh para ulama, kyai, dai, ustadz dan muallim.
Namun masih saja banyak perbedaan satu dengan lainnya. Bahkan perbedaan
itu membawa perselisihan umat. Padahal sumber utama yang mengajarkan
shalat itu hanya satu orang, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam. Jadi seharusnya yang menjadi panutan itu adalah Rasulullah,
bukannya ulama/kyai/ustadz/dai. Jadi marilah kita bersatu dalam sunnah
Rasul. Insya ALLAH, presentasi ini menjelaskan
tata cara setiap gerakan zahir dalam shalat sesuai sunnah yang diajarkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Semoga
dengan shalat yang benar maka ALLAH akan membuka hijab tabir antara
kita dengan-NYA, sehingga segala doa yang terpanjat akan sampai ke
hadapan ALLAH Penguasa Langit dan Bumi, dan DIA berkenan mengabulkan doa
kita karena DIA Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Tata Cara Shalat
Urutan gerakan zahir dalam shalat:
Niat, berdiri Takbiratul ihram bersedekap Membaca iftitah Membaca taawudz dan fatihah Membaca surah/ayat Quran Ruku’ I’tidal Sujud ke-1 Duduk dua sujud Sujud ke-2 Duduk istirahat sebelum bangkit berdiri Melanjutkan ke rakaat berikutnya (dimulai dari membaca fatihah hingga sujud ke-2) Duduk tahiyat awwal dan membaca doa Duduk tahiyat akhir dan membaca doa Mengucapkan salam
Berniat untuk mengerjakan shalat fardhu/sunat, kemudian
berdiri tegak menghadap kiblat. Niat cukup dalam hati saja, jangan
mengucap “ushalli” karena hal itu tidak ada dalam sunnah Rasul.
Pandangan mata hanya diarahkan ke tempat sujud agar dapat shalat dengan
khusyu’.
DALIL TENTANG NIAT Rasulullah SAW
bersabda: Pekerjaan-pekerjaan itu tidak lain hanyalah dengan niat, dan
sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan apa yang diniatkannya.
[Bukhari & Muslim] An Nawawi mengatakan
didalam Raudhatu ‘th Thalibin Al Maktab Al Islami, bahwa niat adalah
maksud (keinginan). Orang shalat hendaklah menghadirkan didalam
ingatannya akan shalat itu sendiri beserta kewajiban-kewajiban (rukun)
dalam shalat. Kemudian memaksudkan pengetahuan dan ingatan itu secara
sengaja dan menghubungkannya dengan awal takbir. Kemudian mereka
berpendapat bahwa niat itu sudah cukup dalam hati saja. Lafadz
“ushalli…” tidak ada satupun dalil yang mengajarkannya, tidak pernah
Rasulullah memulai shalatnya dengan mengucap sebarang kata, selain
takbir. Oleh karena itu, ucapan “ushalli…”
dimasukkan sebagai perkara bid’ah, karena termasuk menambah-nambah
sesuatu yang baru dalam perkara agama. Dan bid’ah adalah kesesatan, dan
kesesatan berarti neraka. Janganlah kita
mengikutinya, cukuplah kita berniat dalam hati saja. Kita mungkin
menganggap mengucap “ushalli” itu ringan, namun kita tidak tahu
kebencian ALLAH terhadap orang yang menambah-nambah urusan agama-NYA. Apakah sukar shalat tanpa ushalli??? Jika tidak sukar, maka tinggalkan saja.
DALIL TENTANG TATA CARA TAKBIRATUL IHRAM
Dari
Abdullah bin Umar, ia berkata: Aku melihat Rasulullah SAW mengangkat
kedua tangan hingga sejajar pundak ketika memulai salat, sebelum rukuk
dan ketika bangun dari rukuk. Beliau tidak mengangkatnya di antara dua
sujud. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed
bin Hanbal, Malik & Ad Darami] Dari Salim
bin Abdullah bin Umar, katanya: Apabila Rasulullah SAW berdiri hendak
shalat, maka diangkatnya kedua tangannya hingga setentang dengan kedua
bahunya sambil membaca takbir. Apabila beliau hendak ruku’ dilakukannya
pula seperti itu, begitu pula ketika bangkit dari ruku’. Tetapi beliau
tidak melakukannya ketika mengangkat kepala dari sujud. [Muslim] Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam memulai shalat dengan kata-kata “Allahu
akbar” (ALLAH Maha Besar). [Muslim & Ibnu Majah] Rasulullah
mengeraskan suaranya dengan takbir sehingga terdengar oleh orang-orang
yang berada di belakangnya. [Ahmad & Hakim, dishahihkan olehnya dan
disepakati oleh Adz Dzahabi]
DALIL TENTANG BACAAN TAKBIRATUL IHRAM
Rasulullah
SAW bersabda: Sesungguhnya tidak lah sempurna shalat salah seorang
diantara manusia, sehingga ia berwudu dan meletakkan wudhu pada
tempatnya, lalu berkata “Allahu Akbar”. [Thabrani, dengan isnad yang
shahih] Rasulullah SAW bersabda: Kunci shalat
itu adalah suci, pembukanya adalah takbir dan penutupnya adalah salam.
[Abu Dawud, Tirmizi dan dishahihkan olehnya dan disepakati oleh Adz
Dzahabi] Diriwayatkan bahwa: Beliau SAW
mengangkat keduatangannya sambil meluruskan jari-jemarinya, tidak
merenggangkannya dan tidak pula menggenggamnya. [Abu Dawud dan Ibnu
Khuzaimah, Tamam, Al Hakim dan disahihkan olehnya dan disepakati oleh
Adz Dzahabi]
Setelah bertakbiratul ihram kemudian meletakkan tangan di dada
dengan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri (sedekap).
DALIL TENTANG BERSEDEKAP
Dari
Wa’il bin Hujr katanya dia melihat Nabi SAW mengangkat kedua tangan
pada permulaan shalat setentang dengan kedua telinganya sambil membaca
takbir. Kemudian dilipatkannya bajunya lalu diletakkannya tangan kanan
diatas tangan kiri. Ketika beliau hendak ruku’ dikeluarkannya kedua
tangannya dari lipatan bajunya, kemudian diangkatnya sambil membaca
takbir, lalu beliau ruku’. Ketika beliau membaca “sami’Allahu liman
hamidah” diangkatnya pula kedua tangannya. Ketika sujud, beliau sujud
antara kedua telapak tangannya. [Muslim] Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya kami sekalian para
Nabi telah diperintahkan untuk menyegerakan berbuka puasa dan
mengakhirkan makan sahur, dan untuk meletakkan tangan-tangan kanan kami
di atas tangan-tangan kiri kami pada waktu shalat. [Ibnu Hibban dan Adh
Dhiya, dengan sanad yang shahih] Beliau melarang untuk meletakkan tangan di atas lambung (perut) di dalam shalat. [Bukhari & Muslim]
Setelah bersedekap kemudian Membaca Doa Iftitah.
Ada
banyak bacaan iftitah yang diajarkan oleh Rasulullah, boleh memilih
salah satunya saja, atau menggabungkannya (jika shalat sendirian/sunat).
DALIL TENTANG BACAAN IFTITAH
Dari
Ibnu Umar bin Khattab katanya: Ketika kami sedang shalat bersama-sama
Rasulullah SAW, tiba-tiba ada seorang laki-laki dalam jamaah membaca: “ALLAH maha besar sebesar-besarnya, pujian yang tak terhenti bagi ALLAH, maha suci ALLAH sepanjang pagi dan petang” Maka
bertanya Rasulullah SAW: Siapa yang membaca kalimat itu tadi? Jawab
laki-laki itu: Saya, wahai Rasulullah! Sabda Rasulullah SAW: Aku kagum
dengan kalimat itu, karenanya dibukakan segala pintu langit. Kata Ibnu Umar: Aku tidak pernah lupa membacanya sejak kudengar Rasulullah SAW membacanya. [HR. Muslim]
5. Setelah membaca doa Iftitah kemudian membaca ta’awudz
(berlindung daripada syetan) kemudian melanjutkannya dengan membaca
Surah Al Fatihah.
DALIL TENTANG KEWAJIBAN MEMBACA AL FATIHAH
Sebelum memulai bacaan dalam shalat, Nabi SAW mengucapkan: “Aku
berlindung kepada ALLAH dari setan yang terkutuk, dari kesombongannya
dan sihirnya serta godaannya.” [Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah,
dan Baihaqi] ------ Dari
Ubadah bin Shamit ra: Bahwa Nabi SAW bersabda: “Tidak sah shalatnya
orang yang tidak membaca surat Al Fatihah.” [Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed & Ad Darami]
6. Setelah membaca Surah Al Fatihah kemudian Membaca salah satu Ayat atau Surah dari Al Qur’an
17
DALIL TENTANG MEMBACA AYAT
Dari
Abu Hurairah katanya Rasulullah SAW bersabda : “Tidak sempurna shalat,
melainkan dengan membaca bacaan (ayat).” kata Abu Hurairah, “Karena itu
apa yang dibacanya (Nabi SAW) nyaring, kami baca pula nyaring kepadamu.
Dan apa yang dibacanya perlahan, kami baca pula perlahan kepadamu.” [HR. Muslim] Dari
Atha’ katanya Abu Hurairah berujar: “Dalam setiap shalat Rasulullah SAW
selalu membaca bacaan (ayat). Karena itu bacaan yang dinyaringkannya
kepada kami, kami nyaringkan pula, dan bacaan yang perlahan-lahan
dibacanya kami perlahankan pula kepadamu.” Lalu seorang laki-laki bertanya, “Bagaimana kalau tidak kutambah lagi bacaanku selain membaca Al Fatihah?” Jawabnya (Abu Hurairah), “Jika anda tambah lebih baik, jika tidak maka Al Fatihah sudah cukup.
7. Setelah selesai membaca ayat kemudian bertakbir sambil
mengangkat kedua tangan seperti ketika bertakbiratul ihram dengan
membaca kalimat takbir “ALLAHU AKBAR”
DALIL TENTANG TAKBIR RUKU
Hadis
tentang takbir ruku adalah hadis shahih muttafaq ‘alaih, sehingga
seluruh Mazhab mengganggapnya termasuk rukun shalat, jika terlupa
membacanya, maka membatalkan shalatnya, dan ia harus mengulang
shalatnya. Dari Abu Qilaabah, bahwa ia melihat
Malik bin Huwairits ketika ia shalat, ia bertakbir lalu mengangkat kedua
tangannya. Ketika ingin rukuk, ia mengangkat kedua tangannya. Ketika
mengangkat kepala dari rukuk, ia mengangkat kedua tangannya. Ia (Malik)
bercerita bahwa Rasulullah SAW dahulu berbuat seperti itu. [HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal & Ad Darami]
8. Setelah selesai membaca takbir, kemudian RUKUK dengan cara
membungkukkan badan dengan posisi tangan diletakkan di atas lutut, dan
punggung rata atau lurus, kemudian membaca tasbih RUKUK sebanyak 3 kali. Maha Suci Tuhan yang Maha Agung
TATA CARA RUKUK Dari ‘Aisyah katanya :
“Rasulullah SAW memulai salat beliau dengan takbir. Sesudah itu beliau
baca surat Al Fatihah. Apabila beliau Ruku’ kepalanya tidak mendongak
dan tidak pula menunduk, tetapi pertengahan (sehingga kepala beliau
kelihatan rata dengan punggung). Apabila beliau bangkit dari Ruku’
beliau tidak sujud sebelum beliau berdiri lurus terlebih dahulu. Apabila
beliau mengangkat kepala dari sujud (pertama), beliau tidak sujud
(kedua) sebelum duduknya antara dua sujud itu tepat benar (sempurna)
lebih dahulu. Tiap-tiap selesai dua rakaat, beliau membaca tahiyat
sambil duduk menghimpit kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Beliau
melarang duduk seperti cara setan duduk atau seperti binatang buas
duduk. Dan beliau menyudahi salat dengan membaca salam.” [Muslim] Mush’ab
bin Saad berkata: Aku salat di samping ayahku (yaitu Saad bin Abu
Waqash). Aku biarkan tanganku (terlepas) di depan lututku. Lalu ayah
berkata: Tempelkan kedua telapak tanganmu di kedua lututmu. Kemudian aku
melakukan hal itu sekali lagi. Ayah memukul tanganku seraya berkata:
Kita dilarang melakukan itu (melepas tangan saat rukuk). Kita diperintah
untuk menempelkan tangan kita pada lutut saat rukuk. [Bukhari, Muslim,
Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad bin Hanbal & Ad
Darami]
DALIL TENTANG BACAAN TASBIH RUKU
Dari Hudzaifah katanya ia melihat Rasulullah SAW rukuk dengan mengucapkan: “Maha Suci Tuhan yang Maha Agung.” Tiga kali. ------ Rasulullah
SAW bersabda: Apabila salah seorang dari kamu mengucapkan “Subhana
rabii al adzim” tiga kali, maka telah sempurna rukuknya. [Tirmizi, Abu
Dawud, Nasai & Ibnu Majah]
Setelah membungkuk ruku, kemudian bangkit berdiri tegak sambil mengangkat kedua tangan sambil membaca takbir IKTIDAL Setelah itu diam sekejap sambil meluruskan kedua tangan kemudian membaca tasbih IKTIDAL Maha Mendengar ALLAH kepada yang memujinya Ya Tuhan, bagi-Mu segala puji
DALIL TENTANG BACAAN TAKBIR DAN TASBIH IKTIDAL
Dari
Abu Hurairah ra: Bahwa Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya imam itu
untuk diikuti. Karena itu, maka janganlah kalian menyalahinya. Apabila
ia bertakbir, maka bertakbirlah kalian. Bila ia rukuk, maka rukuklah
kalian. Bila ia membaca “sami’allahu liman hamidah”, maka bacalah
“Allahumma rabbanaa lakal hamdu”. Bila ia sujud, maka sujudlah kalian.
Dan bila ia shalat sambil duduk, maka shalatlah kalian sambil duduk. [HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah] Dalam
hadis muttafaq alaihi ini terdapat tambahan Allahumma. Sedangkan
Rabbana… itu kita ambil dari hadis Bukhari dan Muslim lainnya. Jika kita artikan maka Allahumma rabbana berarti “Ya ALLAH, ya Tuhan kami”.
Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi
10.
Setelah membaca tasbih tuma’ninah kemudian ber-SUJUD dengan cara
membungkuk meletakkan wajah ke sajadah, kemudian membaca tasbih SUJUD
sebanyak 3 kali. Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi
DALIL TENTANG BACAAN TASBIH SUJUD
Dari Hudzaifah katanya ia melihat Rasulullah SAW sujud dengan mengucapkan: “Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi.” [Muslim] ------ Rasulullah
SAW mengajarkan: Apabila salah seorang dari kamu bersujud, hendaklah ia
mengucapkan “Subhana rabii al a’la” tiga kali, dan itulah yang paling
sedikit. [Tirmizi, Abu Dawud, Nasa’i & Ibnu Majah]
TATA CARA SUJUD Dari Al Barra’ katanya
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila engkau sujud, letakkan telapak
tanganmu dan tinggikan kedua sikumu.” [Muslim] Dari
Maimunah isteri Nabi SAW katanya: “Apabila Rasulullah SAW sujud
direnggangkannya kedua sikunya dari rusuk, sehingga kelihatan putih
ketiak beliau. Dan apabila beliau duduk antara dua sujud dan pada
tasyahud awal, beliau duduk tenang di atas pahanya yang kiri.” [Muslim] Dari
Ibnu Abbas ra, ia berkata: Nabi SAW diperintahkan untuk sujud dengan
tujuh anggota badan dan dilarang menutup dahinya dengan rambut dan
pakaian. [Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal & Ad Darami] HR.
Muslim dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa Tujuh anggota badan itu ialah:
(1) wajah yaitu dahi dan hidung ; (2-3) kedua belah telapak tangan ;
(4-5) kedua ujung lutut ; (6-7) kedua ujung kaki.
Ya Tuhan, ampunilah aku ; 2 (dua) kali
11. Setelah bersujud kemudian bangkit duduk dengan cara bangkit dari sujud sambil membaca takbir “Allahu Akbar” tetapi membaca takbir ini tidak dengan mengangkat kedua tangan. Kemudian
duduk dengan menekukkan ujung kaki kanan dan setelah duduk tegak
sempurna kemudian membaca zikir DOA DUDUK ANTARA DUA SUJUD Ya Tuhan, ampunilah aku ; 2 (dua) kali
DALIL TENTANG BACAAN DUDUK ANTARA DUA SUJUD
Perlu
diketahui, tidak ditemukan dalil-dalil dari kitab sahih dari Bukhari
dan Muslim yang menerangkan tentang bacaan duduk antara dua sujud.
Sehingga seluruh mazhab sepakat berpegang pada kitab hadis dibawahnya
yaitu dari kitab-kitab Sunan. Menurut para sunan, diriwayatkan dari Hudzaifah bahwa Rasulullah SAW mengucapkan diantara dua sujud: Ya Tuhan, ampuni aku, ya Tuhan ampuni aku. [HR. Tirmizi, Abu Dawud, Nasai & Baihaqi]
Maha Suci (Allah) Tuhan yang Maha Tinggi
12.
Setelah membaca doa zikir duduk antara dua sujud kemudian kembali
membaca takbir sambil membungkuk untuk ber-SUJUD dan kembali membaca
tasbih SUJUD 3 kali. Maha Suci (Allah) Tuhan yang Maha Tinggi
DALIL TENTANG SUJUD YANG KEDUA
Dari
Barra bin Azib, ia berkata: Aku mengamati shalat Muhammad SAW. Aku
perhatikan berdirinya, rukuknya, iktidal setelah rukuk, sujudnya, duduk
antara dua sujud, sujud kedua, duduk antara salam dan selesai shalat,
(aku perhatikan) satu dengan lainnya saling sama. [Bukhari, Muslim,
Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ahmed bin Hanbal & Ad Darami] Dari
Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah shalat mengimami para
sahabat. Ia bertakbir tiap kali turun dan bangun. Ketika selesai ia
berkata: “Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip
dengan shalatnya Rasulullah SAW.” [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i,
Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami]
13. Setelah bangkit dari sujud yang kedua, hendaknya duduk
tuma’ninah sekejap dua atau 5 detik kemudian kembali berdiri untuk
mengerjakan rakaat selanjutnya sambil membaca takbir, setelah berdiri dengan sempurna kemudian memulai rakaat selanjutnya dengan kembali membaca Fatihah.
DALIL TENTANG BACAAN TAKBIR BANGKIT DARI SUJUD
Dari
Abu Hurairah katanya: Apabila Rasulullah SAW berdiri untuk raka’at
kedua, beliau langsung membaca Fatihah, tanpa diam sebentar terlebih
dahulu. [Muslim] Dari Mutharrif bin Abdullah, ia
berkata : Aku dan Imran bin Hushein shalat di belakang Ali Bin Abi
Thalib. Ketika sujud beliau bertakbir. Saat mengangkat kepala beliau
bertakbir. Saat bangun dari dua rakaat beliau bertakbir. Selesai shalat
Imran memegang tanganku dan berkata: Sesungguhnya Ali telah mengingatkan
aku dengan shalat Muhammad SAW. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu
Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami]
Perintah dari Nabi Muhammad SAW untuk ber-tuma’ninah dalam shalat
Hadis riwayat Abu Hurairah ra : Bahwa
Rasulullah SAW masuk mesjid. Lalu seorang laki-laki masuk dan melakukan
shalat. Setelah selesai ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah
SAW. Beliau menjawab salamnya lalu bersabda : Ulangilah shalatmu, karena
sesungguhnya engkau belum shalat. Lelaki itu kembali shalat seperti
shalat sebelumnya. Setelah shalatnya yang kedua ia mendatangi Nabi SAW
dan memberi salam. Rasulullah SAW menjawab : Wa’alaikas salam. Kemudian
beliau bersabda lagi : Ulangi shalatmu, karena sesungguhnya engkau belum
shalat. Sehingga orang itu mengulangi shalatnya sebanyak tiga kali.
Lelaki itu berkata : Demi Zat yang mengutus anda dengan membawa
kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada ini
semua. Ajarilah saya. Beliau bersabda : Bila engkau melakukan shalat,
bertakbirlah. Bacalah bacaan dari Al Quran yang engkau hafal. Setelah
itu rukuk hingga engkau tenang dalam rukukmu. Bangunlah hingga berdiri
tegak. Lalu bersujudlah hingga engkau tenang dalam sujudmu. Bangunlah
hingga engkau tenang dalam dudukmu. Kerjakan semua itu dalam seluruh
shalatmu. [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
Duduk Tahiyat atau Duduk Tasyahud
Duduk setiap dua rakaat atau duduk pada rakaat terakhir.
14. Duduk tahiyat awal adalah duduk sesudah sujud kedua pada
setiap dua rakaat, dengan cara meluruskan ujung kaki kiri dan menegakkan
ujung kaki kanan, kemudian membaca “attahiyatullillahi…”. Sesudah sampai pada membaca syahadat, kemudian bangkit berdiri sambil bertakbir untuk melanjutkan rakaat selanjutnya.
TATA CARA DUDUK TAHIYAT
Dari
Maimunah isteri Nabi SAW katanya : “Apabila Rasulullah SAW sujud
direnggangkannya kedua sikunya dari rusuk, sehingga kelihatan putih
ketiak beliau. Dan apabila beliau duduk antara dua sujud dan pada
tasyahud awal, beliau duduk tenang di atas pahanya yang kiri.” [Muslim] Dari
‘Aisyah katanya : “Rasulullah SAW memulai shalat beliau dengan takbir.
Sesudah itu beliau baca surat Al Fatihah. Apabila beliau Ruku’ kepalanya
tidak mendongak dan tidak pula menunduk, tetapi pertengahan (sehingga
kepala beliau kelihatan rata dengan punggung). Apabila beliau bangkit
dari Ruku’ beliau tidak sujud sebelum beliau berdiri lurus terlebih
dahulu. Apabila beliau mengangkat kepala dari sujud (pertama), beliau
tidak sujud (kedua) sebelum duduknya antara dua sujud itu tepat benar
(sempurna) lebih dahulu. Tiap-tiap selesai dua rakaat, beliau membaca
tahiyat sambil duduk menghimpit kaki kiri dan menegakkan kaki kanan.
Beliau melarang duduk seperti cara setan duduk atau seperti binatang
buas duduk. Dan beliau menyudahi shalat dengan membaca salam.” [Muslim] Dari
Amir bin Abdullah bin Zubair dari bapaknya, katanya : “Apabila
Rasulullah SAW duduk mendoa (tasyahud dalam shalat) diletakkannya tangan
kanan diatas paha kanan, tangan kiri diatas paha kiri. Beliau menunjuk
dengan telunjuk, meletakkan ibu jari di jari tengah serta meletakkan
telapak tangan kiri di atas lutut.” [Muslim]
DALIL TENTANG BACAAN TASYAHUD AWAL
Dari
Abdullah bin Mas’ud ra dia berkata: Ketika kami bermakmum di belakang
Rasulullah SAW kami membaca : “Keselamatan tetap kepada Allah,
keselamatan tetap kepada si fulan.” Suatu hari Rasulullah SAW bersabda
kepada kami : Sesungguhnya Allah adalah keselamatan itu sendiri. Jadi
apabila salah seorang di antara engkau duduk (membaca tasyahud)
hendaknya membaca : “Segala kehormatan, semua
rahmat dan semua yang baik itu milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat
Allah dan berkah-Nya dilimpahkan kepadamu, wahai Nabi. Semoga
keselamatan dilimpahkan kepada kami dan kepada para hamba Allah yang
saleh.” Apabila dia telah membacanya, maka
keselamatan itu akan menyebar kepada semua hamba Allah yang saleh baik
yang di langit maupun yang di bumi. “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad hamba-NYA dan Rasul-NYA”,
kemudian berdoalah sesukanya. [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
15. Duduk tahiyat akhir adalah duduk pada rakaat terakhir,
dengan cara meluruskan ujung kaki kiri dan menegakkan ujung kaki kanan,
kemudian membaca “attahiyatullillahi…”.
DALIL TENTANG TATA CARA DUDUK TASYAHUD AKHIR
Dari
Muhammad bin Amr bin Atha’, bahwasanya ia duduk dengan sekelompok
sahabat Nabi SAW. Lalu kami menyebutkan tentang shalat Nabi SAW, maka
Abu Humaid As Sa’idi berkata: “Aku adalah orang yang paling hafal di
antara kalian tentang shalat Rasulullah SAW, aku melihat beliau
bertakbir seraya menempatkan kedua tangannya sejajar dengan kedua
pundaknya. Apabila ruku’ beliau menempatkan kedua tangannya pada kedua
lututnya, kemudian beliau meratakan belakangnya (punggungnya). Apabila
mengangkat kepalanya, beliau tegak hingga setiap ruas tulang belakang
kembali pada tempatnya. Apabila sujud, beliau meletakkan kedua tangannya
tanpa menelungkupkan dan tidak pula merapatkannya, dan menghadapkan
jari-jarinya ke kiblat. Apabila duduk pada dua rakaat, beliau duduk di
atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya. Apabila duduk pada
rakaat terakhir beliau memajukan kaki kirinya dan menegakkan kaki yang
satunya, seraya duduk dengan pantatnya. [Bukhari]
DALIL TENTANG SALAWAT NABI
Dari
Abdullah bin Abu Laila, dia berkata: Kaab bin Ujrah menemuiku dan
berkata: Maukah engkau aku berikan hadiah? Rasulullah SAW pernah menemui
kami, lalu kami berkata: “Kami telah mengetahui cara membaca salam
untuk baginda, lalu bagaimana kami membaca selawat untuk anda?” Beliau
SAW bersabda: Bacalah, “Ya Allah, limpahkan
kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau
telah melimpahkan kesejahteraan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya
Engkau maha terpuji lagi mulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan
keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji
lagi maha mulia.” [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
16. Sesudah selesai membaca tahiyat akhir, kemudian mengakhiri
shalat dengan mengucapkan SALAM sambil menolehkan wajah ke sebelah
kanan, kemudian menoleh ke sebelah kiri seraya membaca SALAM.
DALIL TENTANG SALAM Dari Abu Ma’mar
ra. Katanya : “Seorang Amir (pemimpin) dari Makkah menyudahi shalat
dengan dua kali salam. Maka bertanya Abdullah, “Dari mana anda peroleh
cara begitu?” Kata Al Hakam didalam hadisnya, “Sesungguhnya Rasulullah
SAW melakukan seperti itu.” [Muslim] Dari Amir
bin Sa’ad dari bapaknya (Sa’ad bin Abi Waqash ra), katanya : “Aku
melihat Rasulullah SAW memberi salam ke kanan dan ke kiri sehingga
terlihat olehku putih pipi beliau.” [Muslim]
Membaca Qunut
HADIS TENTANG QUNUT Dari Abu Hurairah
katanya: Demi ALLAH, akan aku ajarkan kepada kamu cara shalat Rasulullah
SAW. Maka Abu Hurairah berqunut ketika shalat Zuhur, Isya dan Subuh
mendoakan kebaikan bagi orang-orang mukmin dan mengutuk orang-orang
kafir. [Bukhari, Muslim, Nas’ai, Abu Dawud, Ahmad] Dari
Muhammad, dia bertanya kepada Anas, katanya: Adakah Rasulullah SAW
qunut dalam shalat subuh? Jawab Anas: Ada, yaitu sesudah ruku. [Muslim] Dari
Anas bin Malik, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut sebulan lamanya
dalam shalat Subuh sesudah rukuk yaitu mengutuk kabilah-kabilah Ri’il,
Dzakwan dan Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA.
[Muslim] Dari Al Barra bin Azib, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut dalam shalat Subuh dan Maghrib. [Muslim]
IJTIHAD PARA ULAMA TENTANG QUNUT
Menurut
Mazhab Syafii membaca qunut dalam shalat subuh adalah sunat muakkad.
Andaikata ditinggalkan baik sengaja atau karena lupa, maka tidak batal
shalatnya, akan tetapi harus melakukan sujud sahwi. Diriwayatkan
oleh Al Hakim, bahwa Anas bin Malik berkata: Rasulullah SAW tetap
melakukan qunut diwaktu Subuh hingga beliau meninggal dunia. Dikatakan
oleh Al Hakim bahwa ini adalah hadis sahih. Maka akan timbul pertanyaan: Apakah boleh berqunut selain shalat subuh? Menjawab hal ini Imam Syafii mempunyai 3 (tiga) pendapat: 1)
Boleh berqunut pada setiap shalat apabila timbul bencana alam atau
bahaya peperangan, atau wabah penyakit atau gangguan (intimidation)
kepada kaum muslimin. Jika tidak ada bencana, maka tidak boleh berqunut
selain pada shalat subuh. 2) Mazhab mereka selalu membaca qunut pada semua shalat fardu, tidak terkecuali baik dalam keadaan bahaya ataupun tidak 3) Qunut boleh tidak dibaca sama sekali Qunut
dibaca pada separuh terakhir bulan Ramadan pada rakaat terakhir shalat
Witir. Ini masih menurut Imam Syafii dan Imam Nawawi. Menurut
Mazhab Syafii dengan fatwa dari Imam Nawawi, saat membaca qunut dalam
shalat subuh adalah sesudah mengangkat kepala dari rukuk (sesudah
iktidal) dalam rakaat kedua. Dan menurut mazhab
Syafii, bacaan qunut tidak ditentukan bacaannya. Artinya boleh membaca
doa manapun atau doa-doa yang ada dalam Quran.
DOA QUNUT Adapun lafaznya, maka bacaan
qunut yang terpilih adalah mengucapkan seperti yang diriwayatkan dalam
hadis sahih dalam kitab sunan (Abu Dawud, Tirmizi, Nasa’i, Ibnu Majah
dan Baihaqi serta lainnya), dengan isnad (sanad) sahih: Dari Hasan bin Ali: Rasulullah SAW mengajari aku kata-kata yang kuucapkan dalam shalat Witir: Ya
ALLAH, tunjukilah aku sebagaimana orang yang Engkau beri petunjuk. Dan
bebaskanlah aku (dari kekurangan lahir batin) sebagaimana orang yang
Engkau bebaskan. Dan jadikanlah aku sebagai orang yang menuju hanya
kepada-MU semata. Dan berkatilah aku dalam rezeki yang engkau berikan.
Karena sesungguhnya Engkaulah yang mentakdirkan dan bukan Engkau yang
ditakdirkan. Tidaklah hina orang yang mencintaiMU. Maha Suci Engkau,
wahai Tuhan kami yang Maha Tinggi.
PENDAPAT YANG MENGANGGAP QUNUT ADALAH SUNAT
1) Sebelumnya Qunut dibaca oleh Rasulullah untuk mendoakan suatu kaum: Dari
Anas bin Malik, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut sebulan lamanya
dalam shalat Subuh sesudah rukuk yaitu mengutuk kabilah-kabilah Ri’lin,
Dzakwan dan Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA.
[Muslim] 2) Tetapi kemudian doa Rasulullah itu ditolak oleh ALLAH ta’ala: Dari
Abu Hurairah, katanya: Pernah setelah Rasulullah SAW selesai membaca
“sami’allahu liman hamidah, rabbana lakal hamdu”, kemudian beliau masih
berdiri membaca doa sebagai berikut: “Ya ALLAH,
selamatkanlah Walid bin Walid, Salamah bin Hisyam, Iyasy bin Abi Rabi’ah
dan orang-orang mukmin yang lemah-lemah. Ya ALLAH, perberat siksa-MU
atas kabilah (suku) Mudhar, dan jadikanlah tahun-tahun mereka seperti
tahun-tahun yang berat bagi Yusuf. Ya ALLAH, kutuklah kabilah-kabilah
(ethnic group) Lihyan, Ri’lan, Dzakwan dan Ushayyah karena mereka
mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA.” Kemudian kami dapat kabar bahwa beliau meninggalkan doa itu setelah turun ayat ALLAH: “Tak
ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah
menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka
itu orang-orang yang zalim.” [QS:3 Ali Imran: 128] [Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad & Ad Darami]
Sujud Sahwi (sujud karena terlupa)
DALIL TENTANG SUJUD SAHWI
Ketahuilah
bahwa sujud sahwi adalah kesepakatan semua aliran tanpa terkecuali.
Banyak hadis sahih yang menerangkannya. Diantaranya adalah hadis sahih
muttafaq alaih: Dari Abu Hurairah, katanya
Rasulullah SAW bersabda: Apabila kamu shalat, datanglah setan
mengganggumu sehingga kamu lupa telah berapa raka’at kamu shalat.
Apabila kamu mengalami hal yang demikian itu, maka sujudlah dua kali
ketika duduk (tasyahud akhir). [Muslim] Dari
Abdullah bin Buhainah, ia berkata: Rasulullah SAW shalat dua rakaat
bersama kami, kemudian beliau bangkit dan tidak duduk. Para sahabat yang
lainpun ikut bangkit bersama beliau. Ketika beliau hendak menyelesaikan
shalatnya dan kami menunggu salamnya, beliau malah membaca takbir lalu
melakukan sujud dua kali sedang beliau masih dalam keadaan duduk sebelum
salam. Kemudian beliau salam. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu
Dawud, Ibnu Majah, Ahmed, Malik & Ad Darami]
DALIL TENTANG SUJUD SAHWI
Dari
Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: Rasulullah SAW shalat (menurut perawi
Ibrahim, beliau SAW terlebih atau kurang jumlah rakaat). Ketika selesai
salam, ada yang berkata: Ya Rasulullah, apakah telah terjadi sesuatu
ketika baginda shalat. Rasulullah SAW bertanya: Apa itu? Mereka
menjawab: Baginda melakukan shalat begini, begini. Seketika itu juga
Rasulullah SAW melipatkan kedua kakinya dan menghadap kiblat, melakukan
sujud dua kali dan salam. Kemudian beliau berpaling kepada kami seraya
bersabda: Seandainya terjadi sesuatu dalam shalat, maka aku akan
menerangkannya kepadamu. Tetapi aku adalah manusia biasa yang dapat lupa
seperti halnya engkau. Apabila aku lupa, maka ingatkanlah aku. Apabila
salah seorang kamu merasa ragu-ragu dalam shalatnya, maka berusahalah
mencari dan meyakini yang benar, lalu sempurnakan. Selanjutnya hendaknya
ia melakukan sujud dua kali. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed, Malik & Ad Darami]
BACAAN SUJUD SAHWI Ada perbedaan di
antara para ulama tentang saat membaca Sujud sahwi, ada yang berpendapat
dilakukan sebelum mengucapkan salam dan ada yang berpendapat sesudah
salam. Pendapat yang mengatakan sujud sahwi adalah sesudah salam, sesuai hadis sahih: Dari Abdullah katanya: Nabi SAW sujud dua kali karena lupa, yaitu sesudah salam dan bercakap-cakap. [Muslim] Namun
pendapat Imam yang kita pilih mengatakan bahwa sujud sahwi dilakukan
sebelum salam, hal ini berpegang dari banyaknya hadis sahih Bukhari,
Muslim yang menerangkannya. Sedangkan dalam hal apa yang dibaca ketika
melakukan sujud sahwi, maka kita kemukakan pendapat Imam Nawawi
rahimahullah: Bacaan sujud sahwi adalah sama
dengan bacaan sujud yaitu “subhana rabbi al a’la” , karena dalam
hadis-hadis tidak disebutkan bacaannya yang tertentu. Dalam hadis-hadis
sahih Bukhari, Muslim dan kelompok Sunan, Rasulullah SAW hanya
menyebutnya sebagai sujud karena terlupa. Dan
bacaan duduk antara dua sujud sahwi adalah sama dengan bacaan duduk
antara dua sujud yaitu “rabbigh fir li, rabbigh fir li” atau yang
panjang lagi dari hadis kelompok Sunan.
Ya ALLAH, begitulah yang kami ketahui semampu kami tentang shalat yang diajarkan oleh Rasul-MU.
Ya
ALLAH, ampunilah dosa dan segala kekurangan kami. Cukuplah hanya
kepada-MU kami berserah diri. Tidak ada Tuhan selain ALLAH Yang Maha
Bijaksana lagi Maha Pengampun. Ya ALLAH hanya kepada-MU kami menyembah dan hanya kepada-MU kami memohon pertolongan.