~Senjata peluru penyangkal nasehat~

“Pelan-pelan, aku ingin menjilbabi hatiku terlebih dahulu..”

Aku tersenyum. Sebab pernyataan inilah yang paling sering kau jadikan pelurumu dalam menyangkal nasihat-nasihatkawanmu tentang jilbab. Seringkali ku dengar para wanita mengucapkan ini dengan senyum mengembang dan rasa puas. 

Aku bertanya padamu saudaraku, apa yang kau maksudkan dengan “menjilbab i”?

Apakah maksud dari menjilbabi olehmu adalah mensucikan, membersihkan, memperbaiki bagitu? 

Baiklah aku ambil kesimpulan bahwa saat ini kau tengah berupaya 
memperbaiki, membersihkan dan mensucikan hatimu.   

Lalu bagaimana upayamu sejauh ini?

Apa yang tengah kau lakukan untuk memperbaiki dan mensucikan hatimu tersebut? 

Saudaraku, semoga Allah memperbaiki urusanmu..

Aku beri tahu sesuatu yang sangat penting untuk kau ketahui. Bahwa mensucikan hati dan menjadikannya bersih dari segala kotoran dan penyakit tidaklah dapat ditempuh kecuali dengan beberapa sebab seperti meninggalkan perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh Allah, melakukan ketaatan dan memperbanyak bertaubat kepada-Nya. 

Allah Ta’ala berfirman, 
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman hendaknya mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” [An-Nur: 30]

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan di dalam ayat ini bahwa sucinya hati itu terjadi setelah menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan, yaitu menundukkan pandangan dari yang diharamkan Allah Ta’ala. 

Barangsiapa hendak mensucikan qalbunya maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya. (Ibnul Qayyim) 

Dan wahai saudaraku, dengan apa kau dapat menundukkan pandangan serta menjaga kehormatanmu jika bukan dengan berhijab? 

Maka kau telah keliru dalam berpandangan dan mengambil sikap. Kau mengira dengan menunda berjilbab dan melakukan apa yang kau sebut dengan upaya menjilbabi hati adalah sebuah cara yang sudah benar, ternyata sebaliknya. 

Cobalah kau berpikir lagi, bagaimana mungkin kau dapat mensucikan hatimu, sedang tidak kau tempuh sebuah upaya yang berarti. Yang bahkan kau menunda-nunda kebaikan dan enggan untuk memenuhi perintah Rabb-mu. Lalu dengan tersenyum kau berkata“Aku ingin menjilbabi hati dulu..”. Tidakkah hal tersebut sia-sia belaka? 

Saudaraku, tempuhlah sebab-sebabnya serta berlapang dadalah. Sungguh, mengenakan jilbab dan menjaga kehormatanmu itulah cara tepat untuk menjilbabi hati.
LihatTutupKomentar