Azab Kubur




Alam kubur merupakan persinggahan pertama dari persinggahan-pe
rsinggahan akhirat. Setelah manusia mati dan hidupnya terputus, maka dia akan pindah ke akhirat melalui jalan persinggahannya yang pertama yaitu alam kubur. Untuk mulai mendapatkan balasan atas amal perbuatannya. Barangsiapa yang berbuat baik, maka dia akan dicukupkan oleh Allah atas kebaikannya dengan kenikmatan di dalam kubur. Dengan menggantinya menjadi salah satu taman dari taman-taman surgawi. Sedangkan orang yang berbuat tercela-na’udzubillah-akan dihukum oleh Allah dikuburnya dengan mengubah kuburannya menjadi salah satu lubang dari lubang-lubang neraka. Kemudian kenikmatan atau azab di kubur itu akan terus berlanjut hingga Hari Kiamat. Dan manusia dibangkitkan dari kuburan mereka untuk dihisab, kemudian dimasukkan ke dalam surga atau neraka.

Pendapat ulama salaf tentang azab kubur.

Imam Ahmad Rahimahullah berkata, “Azab kubur adalah benar. Yang mengingkarinya, kecuali orang yang sesat dan menyesatkan. (Thabaqoot Al-Hanabilah, I, 62)

Abu Hasan Al-Asy’ari setelah menjelaskan ushul Ahlu Sunnah wal Jama’ah yang mereka sepakati atasnya berkata, “Mereka sepakat bahwa azab kubur adalah benar dan bahwa manusia akan diuji di dalam kuburan mereka setelah mereka dihidupkan dan ditanya, maka Allah akan menolong orang-orang yang senang ditolong”. (Risalah ila Ahli Ats-Tsaghir, 179, karya Hasan Al-Asy’ari)

Muhammad bin Husain Al-Ajiri, setelah memaparkan hadits-hadits dan atsar yang menunjukkan atas adanya azab kubur dan kenikmatannya, beliau berkata, “Alangkah buruknya keadaan orang yang mendustakan hadits-hadits ini. Dia telah sesat dengan kesesatan yang jauh, dan telah merugi dengan kerugian yang nyata”. (Al-Ajiri, Asy-Syari’ah, 364)

Ibnu Abdul Barr setelah menyebutkan doa, “Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabi Jahannam wa a’udzu bika min ‘adzabi al-qobr” berkata, “Dalam hadits ini terdapat ketetapan tentang adanya azab kubur dan tidak ada perselisihan pendapat di antara Ahlu Sunnah wal Jama’ah tentang bolehnya membenarkannya, meyakininya dan mengimaninya”. (Ibnu Abdul Barr, XII, 186)

Syaikh Al-Ashbahani membuat satu pasal khusus dalam bukunya Al-Hujjah fi Bayani Al-Muhijjah dengan judul “Sanggahan kepada Orang yang Mengingkari Adanya Azab Kubur” kemudian memuat di dalamnya beberapa hadits untuk menetapkan adanya azab kubur. (Al-Ashbahani, Al-Hujjah fi Bayani Al-Muhijjah, I, 449)

Ibnu Rajab Al-Hanbali Rahimahullah menulis sebuah buku berjudul Ahwalu Al-Qubur yang di dalamnya, pada bab keenam, berbicara tentang azab kubur dan kenikmatannya seraya berkata, ”Al-Qur’an telah menunjukkan atas adanya azab kubur di banyak tempat. Kemudian dia menyebutkan beberapa ayat dan pendapat para mufasirin seputar masalah tersebut. Sebagaimana yang disebutkan, banyak hadits yang menunjukkan atas adanya azab kubur dan kenikmatannya”. (Ibnu Rajab, Ahwal Al-Qubur, 39-81)

Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani juga menegaskan bahwa kita wajib beriman kepada Malaikat Munkar dan Nakir. Dan keduanya akan bertanya kepada mayit di kuburnya. Beliau berkata, “Kami beriman bahwa Malaikat Munkar dan Nakir akan turun kepada setiap orang, selain para nabi. Dan keduanya akan bertanya dan menguji agama apa yang dianut. Keduanya akan mendatangi kuburan lalu dikirimlah ruh kepadanya dan duduk. Jika ditanya dan bisa menjawab, maka ruhnya akan tercabut tanpa rasa sakit”. (Al-Jailani, Al-Ghinyah, I, 66)

Pendapat-pendapat tentang kewajiban mengimani azab kubur dan kenikmatannya sebagaimana di jelaskan oleh ulama salaf di atas merupakan akidah Ahlu Sunnah wal Jama’ah yang mereka tetapkan dalam ushul mereka.

Dalil-dalil Ahlu Sunnah wal Jama’ah

Ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah dalam menetapkan adanya azab kubur dan kenikmatannya ini berdasarkan pada nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah yang suci.

Pertama: Dalil-Dalil dari Al-Qur’an

1. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,”Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan mengerjakan apa yang apa yang Dia kehendaki”. (QS. Ibrahim : 27). Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menafsirkan bahwa ayat itu diturunkan untuk menjelaskan tentang azab kubur. Dari Al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu dari nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam brsabda, “Jika seorang mukmin telah diletakkan di dalam kuburnya, dia dating kemudian bersaksi, “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah,” Itulah maksud firman Allah, “Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh”. Hadits ini diturunkan dalam masalah azab kubur”. (Al-Bukhori no. 1369 dan Muslim no. 2871)

2. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), “Masukanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”.(QS. Al-Mukmin : 46), Ootadah berkata, “Dikataka kepada mereka, “Wahai keluarga Fir’aun! Inilah kedudukanmu”, untuk menghina, mengecilkan dan menguranginya”. Ibnu Sirin berkata, “Abu Huroiroh dating kepada kami setelah shalat Ashar, lalu dia berkata, “Malaikat naik dan turun, keluarga Fir’aun diseret ke dalam neraka, maka tidak seorang pun mendengarnya kecuali berlindung kepada Allah dari neraka”. (As-Suyuti, Ad-Dur Al-Manshur, VII, 291)

3. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada azab selain itu. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. (QS. Ath-Thuur : 47), Ibnu Jarir Ath-Thabari berkata, “Para ahli ta’wil berselisih pendapat tentang azab yang dijanjikan oleh Allah kepada orang-orang yang zalim itu, di selain Hari Kiamat. Sebagian mereka berpendapat bahwa itu adalah azab kubur. Pendapat ini dinukil dari Al-Barra’ bin Azib dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma”. (Ath-Thabari, Jami’ Al-Bayan XXVII, 36)

Kedua: Dalil dari Sunnah

1. Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Apabila seseorang hamba dikebumikan di dalam kuburnya, kemudian ditinggalkan oleh kawan-kawannya, niscaya dia akan mendengar bunyi hentakan tapak kaki mereka. Selanjutnya dia akan di datangi oleh dua malaikat lalu mendudukannya dan bertanya, “Apa pendapatmu tentang lelaki ini, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Beliau bersabda lagi, “Sekiranya dia seorang mukmin, niscaya dia akan menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusannya.’ Lalu diberitahukan kepadanya, ‘Lihatlah tempatmu di Neraka, sesungguhnya Allah telah menggantikannya dengan Surga.’ Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Dia dapat melihat keduanya, yaitu surga dan neraka”. (Al-Bukhori no. 1374 dan Muslim no. 2870) Ibnu Jarir berkata ketika menjelaskan hadits ini dan hadits lainnya, “Hadits-hadits dalam bab ini berguna untuk menetapkan adanya azab kubur dan azab itu akan diberikan kepada orang-orang kafir dan juga orang-orang bertauhid yang dikehendaki Allah”. (Ibnu Hajar, Fath Al-Baari, III, 283)

2. Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Dua orang perempuan tua dari kaum Yahudi Madinah telah dating menemuiku. Kedua perempuan itu berkata, “Sesungguhnya ahli kubur akan diazab dalam kubur mereka.” Lalu ‘Aisyah berkata, “Kamu berdua ini penipu dan aku tidak mau membenarkan kata-kata mereka itu, maka kedua perempuan itu meninggalkanku. Setelah itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dating. Lalu aku berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya dua orang perempuan tua dari kaum Yahudi Madinah telah dating menemuiku dan mereka mengatakan bahwa ahli kubur akan diazab di dalam kubur mereka”. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Memang benar kedua orang perempuan Yahudi itu, mereka akan diazab, hanya binatang saja yang mendengar azab itu. ‘Aisyah berkata lagi, “Aku selalu mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memohon perlindungan dari azab kubur ketika beliau shalat”. (Al-Bukhori no. 1372)

3. Diriwayatkan dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Apabila seseorang dari kamu berada dalam keadaan tasyahhud, maka hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan doa: “Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon perlindungan kepadaMu dari siksaan Neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah semasa hidup dan selepas mati serta dari kejahatan fitnah Dajjal’. (Al-Bukhori no. 1377 dan Muslim no. 588)

Dari fokus pengambilan dalil dari hadits-hadits di atas dengan jelas menegaskan tentang adanya azab kubur dan kenikmatannya. Walhamdulillah.

[Dinukil dari buku yang berjudul: Buku Putih Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani karya Dr. Said bin Musfir Al-Qohthani, Penerbit Darul Falah]
LihatTutupKomentar