·« Ibuku Menikah lagi»·

Hidup dan dibesarkan dalam sebuah keluarga yang sederhana, dididik dengan sangat disiplin dan keras menjadikan Bella sebagai seorang gadis yang sangat mandiri dan penuh kesabaran.


Tapi berbeda dengan adiknya sebut saja ia Hasan dia begitu manja, susah diatur dan sangat keras kepala karena orang tuanya selalu memberikan apa yang dia mau dan tidak pernah memarahinya. Ketika Bella berusia 16 tahun disitulah ia mulai meraskan kehidupan yang benar–benar menguras air mata. Bella sangat dekat dengan ayahnya, walaupun ayahnya sangat keras dalam mendidik Bella tapi dia sangat peduli dengan apa yang di lakukan Bella termasuk pendidikan Bella .

“Bell, waktunya kamu belajar.” ayahnya dengan nada keras tetapi penuh perhatian.

“iya ayah……” Bella menjawab dengan menundukan kepala. Bella pun belajar dengan semangat karena ayahnya selalu menemani Bella belajar, sampai-sampai Bella selalu menjadi juara kelas.

“Bell, kamu harus jadi seorang Bidan supaya kamu bisa menolong sesama manusia” ayah berkata kepada Bella.

“iya Yah, aku ingin sekali menjadi bidan”. jawab Bella dengan semangat.

Tapi … takdir berkata lain, ayahnya tiba-tiba jatuh sakit, ayahnya menderita penyakit gagal ginjal sehingga ayahnya harus menjalankan perawatan medis di beberapa rumah sakit yang besar dan tidak sedikit pula biaya yang harus dikeluarkan oleh keluarga Bella. Bella selalu mendampingi ayahnya yang sedang berbaring di rumah sakit.

“Bell, cepat ambil buku, waktunya kamu belajar”. ayahnya memerintah dengan nada pelan.

“Tapi Bella harus nemenin ayah disini” Bella menolak.

“kamu belajar di samping ayah saja “ayah memaksa.

Walaupun ayahnya sedang sakit,tetapi dia begitu memperhatikan masalah pendidikan Bella dan selalu berusaha supaya Bella bisa mempertahankan prestasinya. Hasan sangat berbeda dengan Bella, dia begitu cuek terhadap ayahnya,dia tidak mau menemani ayahnya, walaupun begitu, Hasan adalah anak yang sangat pemberani dan tomboy makanya dia dijagokan oleh ayahnya.

“dik,kamu dipanggil ayah tuh..”

“ada apa ka?”Tanya Hasan .

“ayah pingin kamu nemenin ayah,kamu mau kan? Ayah memohon kepada Hasan

“iya ayah……..”

Dua bulan kemudian ayah Bella meninggal dunia,Bella dan keluarganya tak henti-hentinya menangis, Ayahnya meninggal pada usia 39 tahun. Hasan sangat histeris ketika ayahnya meninggal, karena dia sangat menyesal selama ayahnya hidup dia sering membantah ayahnya dan selalu membuat ayahnya marah.Bella hanya bisa meneteskan air mata dan ia begitu tegar dan tabah.

Beberapa Bulan kemudian setelah Kepergian Ayahnya. Bundanya memutuskan untuk menikah lagi. Semenjak itu kehidupan Bella berubah drastis karena tanpa sepengetahuan Bella bundanya menikah. Di situ bella merasa kecewa dan entah apa yang harus ia lakukan.

“Ya Alloh ! Semoga bunda bahagia dengan keputusan yang ia ambil. Aku harus ikhlas menerima semua ini.” Gumam Bella.

Saat-saat bundanya akan menikah Hasan sangat-sangat tidak setuju sampai ia harus dititipkan di rumah saudaranya agar pernikahan itu berjalan dengan lancar.

Tetapi hati seorang anak tidaklah bisa dibohongi. Hasan lari dengan cepat menuju rumahnya dan disana ia menanyakan bundanya.

“Bunda mana ka?” Tanya Hasan dengan nada heran karena saat itu banyak orang dirumahnya.

“Bunda lagi dirumah saudara lagi ada tamu” Bella menjawab dengan sangat ragu-ragu.

Hasan yang saat itu baru berusia 9 tahun terus menangis dengan tersedu –sedu, hanya Bella yang menenangkan Hasan , Bella pun tak kuasa menahan tangisan karena melihat Hasan menangis histeris. Beberapa hari kemudian Hasan pun baru mengetahui waktu malam itu ternyata bundanya menikah. Tapi lama kelamaan Hasan mulai mengerti dan memaklumi bundanya.Semenjak itu Bella & Hasan merasa kurang di perhatikan oleh bundanya,dan keuangan meraka pun semakin menipis.

Walaupun itu terasa berat untuk di jalani Tapi dengan kesabaran dan kemandirian Bella lah semua itu bisa teratasi tapi perasaan tidaklah mudah untuk di pendam.Bella sering menangis sendiri di kamarnya, semenjak itu Bella sering mengeluarkan air mata karena terlalu banyak kepedihan yang di rasakan bella.

“Ya Alloh , mengapa air mata hamba selalu menetes dan begitu sulit untuk dihentikan “gumam Bella.

Semenjak itu Bella dekat dengan neneknya dan Bella selalu berbagi cerita dengan neneknya.

“Bell, kamu harus sabar menghadapi cobaan ini mungkin tuhan menyimpan kebahagiaan di balik semua ini” nasehat nenek

“Iya nek, terima kasih nek” Bella pun memeluk Nenek.

Walaupun kehidupan Bella begitu menguras air mata, tapi Bella begitu sangat menyayangi orang tua, dan adiknya dan berharap kelak menjadi bahagia.

▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁
Duhai ibu,

Dua kebahagiaan yang harus anda pilih,membahagiakan anak dengan merawat darah daging sendiri atau membahagiakan diri sendiri dengan merawat suami yang baru?
kebijakan yang tentunya bisa dinalar oleh siapapun.
LihatTutupKomentar