Azab Kubur
Alam kubur merupakan persinggahan pertama dari persinggahan-pe
Pendapat ulama salaf tentang azab kubur.
Imam Ahmad Rahimahullah berkata, “Azab kubur adalah benar. Yang mengingkarinya,
Abu Hasan Al-Asy’ari setelah menjelaskan ushul Ahlu Sunnah wal Jama’ah yang mereka sepakati atasnya berkata, “Mereka sepakat bahwa azab kubur adalah benar dan bahwa manusia akan diuji di dalam kuburan mereka setelah mereka dihidupkan dan ditanya, maka Allah akan menolong orang-orang yang senang ditolong”. (Risalah ila Ahli Ats-Tsaghir, 179, karya Hasan Al-Asy’ari)
Muhammad bin Husain Al-Ajiri, setelah memaparkan hadits-hadits dan atsar yang menunjukkan atas adanya azab kubur dan kenikmatannya, beliau berkata, “Alangkah buruknya keadaan orang yang mendustakan hadits-hadits ini. Dia telah sesat dengan kesesatan yang jauh, dan telah merugi dengan kerugian yang nyata”. (Al-Ajiri, Asy-Syari’ah, 364)
Ibnu Abdul Barr setelah menyebutkan doa, “Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabi Jahannam wa a’udzu bika min ‘adzabi al-qobr” berkata, “Dalam hadits ini terdapat ketetapan tentang adanya azab kubur dan tidak ada perselisihan pendapat di antara Ahlu Sunnah wal Jama’ah tentang bolehnya membenarkannya,
Syaikh Al-Ashbahani membuat satu pasal khusus dalam bukunya Al-Hujjah fi Bayani Al-Muhijjah dengan judul “Sanggahan kepada Orang yang Mengingkari Adanya Azab Kubur” kemudian memuat di dalamnya beberapa hadits untuk menetapkan adanya azab kubur. (Al-Ashbahani, Al-Hujjah fi Bayani Al-Muhijjah, I, 449)
Ibnu Rajab Al-Hanbali Rahimahullah menulis sebuah buku berjudul Ahwalu Al-Qubur yang di dalamnya, pada bab keenam, berbicara tentang azab kubur dan kenikmatannya seraya berkata, ”Al-Qur’an telah menunjukkan atas adanya azab kubur di banyak tempat. Kemudian dia menyebutkan beberapa ayat dan pendapat para mufasirin seputar masalah tersebut. Sebagaimana yang disebutkan, banyak hadits yang menunjukkan atas adanya azab kubur dan kenikmatannya”.
Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani juga menegaskan bahwa kita wajib beriman kepada Malaikat Munkar dan Nakir. Dan keduanya akan bertanya kepada mayit di kuburnya. Beliau berkata, “Kami beriman bahwa Malaikat Munkar dan Nakir akan turun kepada setiap orang, selain para nabi. Dan keduanya akan bertanya dan menguji agama apa yang dianut. Keduanya akan mendatangi kuburan lalu dikirimlah ruh kepadanya dan duduk. Jika ditanya dan bisa menjawab, maka ruhnya akan tercabut tanpa rasa sakit”. (Al-Jailani, Al-Ghinyah, I, 66)
Pendapat-pendap
Dalil-dalil Ahlu Sunnah wal Jama’ah
Ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah dalam menetapkan adanya azab kubur dan kenikmatannya ini berdasarkan pada nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah yang suci.
Pertama: Dalil-Dalil dari Al-Qur’an
1. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,”Alla
2. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), “Masukanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”.(QS. Al-Mukmin : 46), Ootadah berkata, “Dikataka kepada mereka, “Wahai keluarga Fir’aun! Inilah kedudukanmu”, untuk menghina, mengecilkan dan menguranginya”.
3. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada azab selain itu. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. (QS. Ath-Thuur : 47), Ibnu Jarir Ath-Thabari berkata, “Para ahli ta’wil berselisih pendapat tentang azab yang dijanjikan oleh Allah kepada orang-orang yang zalim itu, di selain Hari Kiamat. Sebagian mereka berpendapat bahwa itu adalah azab kubur. Pendapat ini dinukil dari Al-Barra’ bin Azib dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma”. (Ath-Thabari, Jami’ Al-Bayan XXVII, 36)
Kedua: Dalil dari Sunnah
1. Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Apabila seseorang hamba dikebumikan di dalam kuburnya, kemudian ditinggalkan oleh kawan-kawannya,
2. Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Dua orang perempuan tua dari kaum Yahudi Madinah telah dating menemuiku. Kedua perempuan itu berkata, “Sesungguhnya ahli kubur akan diazab dalam kubur mereka.” Lalu ‘Aisyah berkata, “Kamu berdua ini penipu dan aku tidak mau membenarkan kata-kata mereka itu, maka kedua perempuan itu meninggalkanku.
3. Diriwayatkan dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Apabila seseorang dari kamu berada dalam keadaan tasyahhud, maka hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan doa: “Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon perlindungan kepadaMu dari siksaan Neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah semasa hidup dan selepas mati serta dari kejahatan fitnah Dajjal’. (Al-Bukhori no. 1377 dan Muslim no. 588)
Dari fokus pengambilan dalil dari hadits-hadits di atas dengan jelas menegaskan tentang adanya azab kubur dan kenikmatannya. Walhamdulillah.
[Dinukil dari buku yang berjudul: Buku Putih Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani karya Dr. Said bin Musfir Al-Qohthani, Penerbit Darul Falah]