Urgensi Harta dan Kesehatan dalam Membentengi Agama




Sufyan ats-Tsauri rahimahullahu berkata, “Harta pada zaman dahulu adalah sesuatu yang dibenci. Adapun pada hari ini, harta adalah perisai seorang mukmin. Kalau saja bukan karena dinar-dinar ini, niscaya para penguasa menjadikan kita sebagai sapu tangan-sapu tangan mereka.”

Beliau juga berkata, “Siapa saja yang memiliki harta benda, hendaklah ia mengembangkannya dengan baik karena ini adalah suatu masa yang apabila seseorang didera oleh kebutuhan, sesuatu yang pertama kali dia korbankan adalah agamanya.”

Al-Munawi rahimahullahu berkata, “Sesungguhnya, badan yang sehat merupakan pendukung aktivitas peribadatan. Oleh karena itu, kesehatan adalah harta berlimpah yang tiada taranya. Adapun si sakit adalah orang yang lemah. Sementara itu, umur yang diberikan akan menguatkan. Kesehatan bersama kefakiran lebih baik daripada kekayaan bersama kelemahan. Orang yang lemah itu ibarat mayat.”

Beliau juga mengatakan, “Kekayaan tanpa ketakwaan adalah kebinasaan karena seseorang akan mengumpulkannyabukan dari jalan yang benar dan akan menahan atau memberikannya bukan pada sasaran yang benar.”

(Syarah Shahih al-Adabil Mufrad lil Imam al-Bukhari, 1/394-395
LihatTutupKomentar