## KENALI NAFSU ##



Hawa nafsu merupakan anugerah dari Allah Swt. bagi setiap manusia agar manusia mampu mengoptimalkan potensinya sebagai makhluk, mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan meningkatkan kualitasnya.

Jiwa manusia diciptakan untuk mengikuti hawa nafsunya, yang merupakan insting dasarnya. Karena ada aturan agama, maka manusia mau berusaha untuk mengendalikan dirinya dan menundukkan hawa nafsunya.

Karena hawa nafsu hidup pada jiwa manusia, maka dia memiliki tabiat-tabiat umum:

1. Jika ia menyukai sesuatu, ia akan mendorong manusia untuk segera memilikinya.
2. Ia membuat manusia penasaran dan menimbulkan obsesi mendalam sebelum keinginannya tercapai.

Hawa nafsu akan terus membesar seiring pertambahan usia dan ’pemenuhan gizi’ untuknya. Pemenuhan gizi bagi hawa nafsu adalah dengan selalu memperturutkannya.

Jika nafsu terus diperturutkan, dia bisa menguasai jiwa pemiliknya. Lalu manusia yang dikuasai hawa nafsu akan hidup di bawah kendalinya.

Al-Qur’an mengatakan,

”... sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan...” (Yusuf: 53)

”... dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu , karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah ...” (Sad: 26)

Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan,

”Nafsu adalah jalan masuk setan. Jika seorang cenderung kepada hawa nafsunya, maka setan akan segera menyergapnya dan memasang tali kendali padanya, lalu menyetirnya kearah mana yang diinginkan, kemudian menjerumuskannya ke dalam berbagai kejahatan.”

Musuh terbesar manusia tak lain adalah hawa nafsunya dan setan. Sedangkan sahabat sejati adalah akalnya dan malaikat yang selalu menasehatinya. Jika ia mengikuti hawa nafsu, berarti ia telah menyerah kepada musuhnya, menjadi tawanannya, menyia-nyiakan sahabat dan penolongnya.

Kiat mengendalikan hawa nafsu:

1. Latihan yang paling efektif adalah puasa, dibarengi dengan mengurangi pemenuhan berbagai tuntutan hawa nafsu yang tidak berbahaya, dan meninggalkan yang berbahaya. Latihan harus dibarengi dengan peningkatan pengetahuan agama.

2. Sadarilah akibat-akibat memperturutkan hawa nafsu. Merenungkan betapa banyak keutamaan yang hilang. Betapa banyak kewibawaan hancur, betapa banyak nama baik rusak.

3. Memikirkan apa yang diminta oleh hawa nafsu, lalu bertanya kepada akal dan agama mengenai hal itu.

4. Agar tidak ada tempat tinggal bagi setan dihati dan tidak ada sudut gelap yang terisi di dalamnya, ”... Ingatlah Tuhanmu dalam hatimu ...” (Al-A’raf: 205)
Hidupkanlah zikirullah dalam hati. Zikirullah inilah yang mencegah setan dari penyusupan. Berikanlah jalan kepada nama ini untuk memasuki hati, bukan sekadar pengucapan namun lebih dari itu sebagai tanda keimanan dengan penuh kerendahan diri dan rasa takut.

Akhirnya,

Kita harus benar-benar sadar, bahwa kita berada dikancah peperangan, sementara musuh tak pernah luput mengintai. Kita memohon keselamatan kepada Allah dari kejahatan jiwa dan tipu daya setan. Sesunggungnya Allah Mahadekat.
LihatTutupKomentar