Doa-doa berbuka puasa

Doa puasa yang sering kita dengar bahkan mungkin juga sering kita baca, adalah:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ، ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

“Ya Allah, untuk Mu aku puasa, kepada Mu aku beriman, dan dengan rezeki Mu aku berbuka. Hilanglah rasa dahaga, tenggorokan pun basah, dan sudah pasti berpahala jika Allah menghendaki.”


Doa buka puasa yang masyhur ini adalah gabungan dari dua hadits, yaitu:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

dan,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Adapun kalimat “ وَبِكَ آمَنْتُ ” adalah tambahan yang sama sekali tidak ada dasarnya, meski maknanya bagus.

Hadits Pertama

Apabila Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam buka puasa, beliau berdoa,
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

“Ya Allah, untuk Mu aku puasa, dan dengan rezeki Mu aku berbuka.”

Takhrij

Hadits ini diriwayatkan Imam Ath Thabarani dalam Al Ausath (7762) dan Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan (1756) dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu.

Ibnu Abi Syaibah (109/1) dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu.

Abu Dawud (2011), Al Baihaqi dalam Asy Syu’ab (3747), Al Baghawi (1761), Adh Dhabbi dalam Ad Du’a` (67), dan Ibnul Mubarak dalam Az Zuhd (1390); dari Mu’adz bin Zuhrah At Tabi’i.

Ibnu Sa’ad dalam Ath Thabaqat Al Kubra pada biografi Abul Ahwash dari Ar Rabi’ bin Khutsaim At Tabi’i.

Derajat Hadits: Dha’if

Al Haitsami berkata,”Diriwayatkan Ath Thabarani dalam Al Ausath. Di dalam sanadnya ada Dawud bin Az Zibriqan. Dia adalah dha’if.”[1]

Imam An Nawawi berkata, “Demikian diriwayatkan secara mursal.”[2]

Al Burhanfuri dalam Kanzu Al ‘Ummal (18056), “Hadits mursal.”

Ar Rafi’i berkata tentang hadits Abu Dawud, “Dia adalah hadits mursal.” Dan tentang hadits Ath Thabarani, “Sanadnya lemah. Di dalamnya terdapat Dawud bin Az Zibriqan, dia itu matruk (ditinggalkan).”[3]

Al Albani mendha’ifkan hadits ini dalam Dha’if Sunan Abi Dawud (2358) dan Dha’if Al Jami’ Ash Shaghir (9831).

Catatan

Ibnul Mulaqqin berkata, “Hadits ini diriwayatkan Abu Dawud dengan sanad hasan (bagus) tetapi mursal. Mu’adz bin Zuhrah adalah seorang tabi’in.”[4]

Al Albani menghasankan hadits ini dalam Misykat Al Mashabih (1994).

Syaikh Abdul Qadir Al Arna`uth berkata, “Mursal, namun ia mempunyai syawahid (beberapa penguat) yang menguatkannya.”[5]

* * *

Hadits Kedua

Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma mengatakan, jika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam buka puasa, beliau membaca:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

“Hilanglah rasa dahaga, tenggorokan pun basah, dan sudah pasti berpahala jika Allah menghendaki.”

Takhrij

Hadits ini diriwayatkan Imam Abu Dawud dari Abdullah bin Muhammad dari Ali bin Al Husain dari Al Husain bin Waqid dari Marwan bin Salim Al Muqaffa’ dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.[6]

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam An Nasa`i dalam As Sunan Al Kubra (3329), Al Baihaqi dalam Syu’ab Al Iman (3748), Ad Daraquthni (2302), Al Hakim (1484), Ibnu As Sunni dalam ‘Amal Al Yaum wa Al Lailah (477), dan Ibnu Abi Ad Dunia (29); juga dari Ibnu Umar.

Derajat Hadits: Hasan

Al Hakim (1484) berkata, “Ini adalah hadits shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim.”

Al Albani menghasankan hadits ini dalam Mukhtashar Irwa` Al Ghalil (920), Misykat Al Mashabih (1993), Shahih Sunan Abi Dawud (2357), dan Shahih Al Jami’ Ash Shaghir (8807).

* * *

Kesimpulan

Doa buka puasa pada hadits pertama, meski ada yang mendha’ifkan, namun juga ada yang menghasankan. Artinya, derajat kedha’ifannya tidaklah “terlalu.”

Sebaiknya doa buka puasa yang dibaca cukup hadits yang kedua saja. Selain lebih ringkas, ialah yang paling shahih di antara hadits hadits doa buka puasa yang lain.

Jika hendak menggabungkan doa buka puasa, sebaiknya tidak menyertakan kalimat “ وَبِكَ آمَنْتُ ”, karena ia hanyalah tambahan dan tidak termasuk dalam hadits doa buka puasa ini. Wallahu a’lam bish shawab.

_______________________________

[1] Ma’jma’ Az Zawa`id (4892).

[2] Al Adzkar (545).

[3] At Talkhish Al Habir (912).

[4] Khulashatu Al Badr Al Munir (1126).

[5] Raudhatu Al Muhadditsin (4729).

[6] Sunan Abi Dawud, Kitab Ash Shaum, Bab Al Qaul ‘Inda Al Ifthar, hadits nomor 2010.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadualla ilahaa illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.
LihatTutupKomentar