Bacaan Dzikir beserta Keutamaan dan Keistimewaannya

Bacaan dzikir setelah shalat fardhu sesuai tuntunan Rasulullah Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam.(Disunnahkan dzikir setelah shalat fardhu).


Astaghfirullah al’adzim (3x)

“Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung”

Allahumma antas-salam waminkas-salam tabarakta ya dzal jalali wal-ikram

“Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Sejahtera, dan dari pada Mu-lah segala Kesejahteraan serta Maha Besar Kabajikan-Mu, Ya Allah Yang Memiliki Kebesaran dan Kemuliaan”

Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syain qodiir

“Tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa Allah, Tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”

Allahumma laa maani’a limaa ‘a’thaita walaa mu’thia limaa mana’ta walaa yanfa’u dzal jadda minkal jaddu

“Ya Allah tiada orang yang menghalangi terhadap apa yang telah Engkau berikan dan tiada orang yang memberi terhadap apa yang telah Engkau halangi dan kekayaan orang yang kaya itu tidak akan bisa menyelamatkan dia dari siksa-Mu” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Subhanallah (33x)

“Maha Suci Allah”

Alhamdulillah (33x)

“Segala puji bagi Allah”

Allahu Akbar (33x)

“Allah Maha Besar”

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalahu, lahul mulku walahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir

“Tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan segala puji dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu”

Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika

“Ya Allah anugerahkanlah pertolongan kepadaku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah yang baik kepada-Mu).” (HR Ahmad, Abu Daud dan an-Nasa’i dengan sanad yang kuat”

Ayat Kursi

Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum. Laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa nauum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardhi. Man dzal ladzii yasfa’u ‘indahuu illaa bi idznih. Ya’lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhithuuna bi syai-in min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi’a kursyiyyuhus samaawaati wal ardha. Wa laa yauuduhuu hif zhuhumaa wa huwal ‘aliyyul ‘azhiim

“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa idzin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi (Kekuasaan) Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung”. (QS: Al-Baqarah : 255)

Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas

Bismillahirohman nirrohim

Qul huwallaahu ahad (1) Allaahush shamad (2) Lam yalid wa lam yuulad (3) Wa lam yakul-lahuu kufuwan ahad (4)

“Katakanlah : “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa”. Hanya Allah-lah tempat bergantung. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan -Nya”. (QS. Al-Ikhlas : 1-4)

Bismillahirohman nirrohim

Qul a’uudzu birabbil falaq (1) Min syarri maa khalaq (2) Wa min syarri ghaa-siqin idzaa waqab (3) Wa min syarrin naffaa-tsaati fil ‘uqad (4) Wa min syarri haasidin idzaa hasad (5)

Katakanlah : “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai waktu Subuh”. Dari kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan waktu malam, apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul dari tali. Dan dari kejahatan orang yang dengki, apabila ia dengki.” (QS. Al-Falaq : 1-5)

Bismillahirohman nirrohim

Qul a’uudzu birabbin naas (1) Malikin naas (2) Ilaahin naas (3) Min syarril waswaasil khannaas (4) Alladzii yuwas-wisu fii shuduurin naas (5) Minal jinnati wan naas (6)

Katakanlah : “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan bisikan syaitan yang biasa bersembunyi.
Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.” (QS. An-Naas : 1-6)


KEUTAMAAN DAN KEKUATAN BERDZIKIR

Keutamaan berdzikir kepada Allah Subhanahu Wata'ala. di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah :

Keutamaan berdzikir adalah Allah Subhanahu Wata'ala. senantiasa mengingat hamba-hambaNya yang sedang berdzikir kepadaNya, seperti yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Apabila kita senantiasa berdzikir kepada Allah Subhanahu Wata'ala., akan dapat menambah keyakinan, menanamkan keagungan Allah di hati dan kalbu, menambah taqwa, ketaatan, keimanan dan menghindarkan diri dari perbuatan dosa.

Dzikir merupakan suatu amal yang dicintai Allah Subhanahu Wata'ala., mengingat dan menyebut nama Allah untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperoleh ketentraman batin dan dapat menyelamatkan dari bencana di dunia maupun di akhirat.

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”
(QS. al-A’raaf[7]:205)

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”
(QS. al-Baqarah[2]: 152)

“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dia-lah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”
(QS. al-Ahzaab [33]:41-42-43)

Tidak ada suatu kaum yang duduk dalam suatu majelis sambil berdzikir kepada Allah, pasti mereka dikelilingi para malaikat dan diliputi rahmat, dan diturunkan kepada mereka ketenangan dan Allah selalu ingat kepada mereka di mana mereka berada.
(HR. Muslim)

Dari Uqbah bin Amir r.a. berkata : “Rasulullah Shollallohu 'Alaihi wa Sallam. menyuruh aku membaca surat-surat perlindungan (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas) setiap selesai sholat.”
(HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i)

Dari Abdullah bin Khubaib r.a. berkata : Kami pernah keluar pada malam hujan dan sangat gelap mencari Rasulullah agar beliau berdo’a untuk keselamatan kami, maka aku temukan beliau, lalu beliau bersabda : “Katakanlah.” Aku tidak mengatakan sesuatu apapun, kemudian beliau bersabda lagi : “Katakanlah”, akupun tidak mengatakan sesuatu apapun, lalu beliau bersabda lagi : “Katakanlah.” Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku ucapkan?” Beliau menjawab : “Bacalah (Qul huwallaahu ahad dan Qul a’uudzu birabbil falaq serta Qul a’uudzu birabbin naas) ketika kamu berada di waktu petang hari dan pagi hari sebanyak tiga kali, niscaya cukup untuk melindungi kamu dari segala sesuatu [yang jahat].” (HR Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i)

KEUTAMAAN & KEISTIMEWAAN AYAT KURSI

Ayat kursi merupakan ayat Al-Qur’an yang paling agung. Membacanya setiap selesai shalat fardhu, menjadikan seseorang dilindungi Allah Subhanahu Wata'ala. sepanjang hari.

Disunnahkan membaca ayat Kursi setiap selesai shalat fardhu, pada dzikir pagi dan sore hari serta sebelum tidur (ketika berbaring di tempat tidur).

Rasulullah Shollallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda : “Barangsiapa membaca ayat Kursi setiap selesai shalat fardhu, maka tidak ada yang akan menghalangi memasuki surga kecuali maut.” (HR. Ibnu Sunni)

Barangsiapa membaca tasbih (Subhanallah) pada tiap-tiap selesai sholat, sebanyak 33 kali, membaca hamdalah (Alhamdulillah) sebanyak 33 kali, dan membaca Allahu Akbar sebanyak 33 kali dan untuk menyempurnakan menjadi 100 membaca : Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalahu, lahul mulku walahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir, maka diampunkan dosanya meskipun dosanya sebanyak buih di laut.
(HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “Aku berkata : “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling bahagia dengan syafaatmu di hari kiamat nanti?” Jawab beliau Rasulullah SAW. : “Orang yang paling bahagia dengan syafaatku di hari kiamat nanti adalah orang yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan hati yang ikhlas dan jiwa yang bersih.”
(HR. Imam Bukhari)

Artikel: { Islam itu indah }
LihatTutupKomentar