Nasehat adalah Cermin Kehidupan

"Tolonglah saudaramu, baik dia zhalim atau dizhalimi. Apabila dia zhalim, cegahlah. Bila ia dizhalimi, menangkanlah.” (HR. Al-Bukhari)

Maha Suci Allah yang menciptakan alam ini begitu sempurna. Malam dan siang silih berganti melayani hidup manusia.
Terang dan gelap pun menjadi sebuah kebutuhan makhluk-Nya di seluruh bumi.
Tapi, tidak semua yang gelap boleh dibiarkan apa adanya.

-Anggaplah teguran sebagai hadiah rabbaniyah.

Tidak ada dosa dan kesalahan yang tanpa balasan. Semua akan dibalas oleh Allah subhana wata'alla .dalam kehidupan ini atau di akhirat kelak.

Bayangkan jika dosa dan kesalahan bergulir tanpa terasa. Tanpa ada teguran,tanpa ada peringatan.Menggunungnya dosa dan kesalahan bahkan bisa menyumbat semua cahaya kesadaran.
Orang-orang seperti ini bukan hanya tidak menemukan pintu kesadaran, justru ia merasa kalau dirinya tergolong yang dapat petunjuk.


Maha Benar Allah dalam firman-Nya,

"Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka.Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan pelindung (mereka) selain Allah,
dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk." [QS. Al-A'raf (7): 30]

Allah selalu sayang pada hamba-hamba-Nya. Berbeda dengan orang kafir yang terus mendapat uluran peluang sehingga terus bermaksiat, orang mukmin
tidak begitu. Sedikit bengkok, selalu ada teguran. Ada teguran langsung berupa musibah, ada teguran tidak langsung yang disuarakan melalui mulut manusia.
Allah bahkan mencirikan mereka yang saling menegur sebagai generasi yang selamat dari bencana kerugian: dunia dan akhirat.

Maha Agung Alloh subhana wata'ala dalam firman-Nya,

"Demi masa. Sesungguhnya
manusia dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal.saleh dan nasihat menasihati supaya
mentaati kebenaran dan nasihat menasihati
supaya menetapi kesabaran." [QS. Al-Ashr
(103): 1-3]


-Anggaplah teguran sebagai ungkapan sayang.

Kadang sulit menerjemahkan sebuah ungkapan dengan timbangan yang jernih dan
lurus.Termasuk dalam soal teguran.Sederhananya,orang yang menegur diterjemahkan sebagai lawan yang menyusahkan, bahkan menjatuhkan.
Dalam timbangan akhlak, nilai sebuah teguran jauh dari terjemahan itu. Bahkan
bertolak belakang. Teguran bukan untuk
menyusahkan, melainkan memudahkan.

Teguran bukan ungkapan marah, apalagi permusuhan. Melainkan, justru ungkapan
sayang dan persaudaraan.
Rasulullah yang mulia mengatakan,

"Tiga perbuatan yang termasuk sangat baik, yaitu berzikir kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi, saling menyadarkan satu
sama lain, dan menyantuni saudara-saudaranya (yang memerlukan)." (HR.
Adailami)

Teguran adalah ungkapan sayang yang sejati.Seorang saudara terhadap saudaranya yang terjebak dalam kesalahan. Cinta karena Allah, dan benci pun karena Allah. Kalau bukan karena cinta, mungkin ia tak akan pernah menegur. Karena upaya itu begitu berat.

-Anggaplah teguran sebagai guru lapangan.


Teguran tidak selalu berhubungan dengan dosa. Tidak selalu berhubungan dengan
sesuatu yang prinsip. Ada teguran yang memang sangat diperlukan ketika sebuah
wilayah teoritis dibumikan dalam wilayah aplikatif. Dalam hal berumahtangga misalnya. Ketika belum memasuki pernikahan, seseorang merasa sudah paham betul dengan yang namanya berumahtangga.

Itu ia dapat dari buku, ceramah, dan sebagainya. Tapi, ketika
berumahtangga menjadi sebuah kenyataan,semua menjadi berbeda. Realita kadang
tidak selalu mengikuti idealita.
Terjadi kegamangan di situ. Ada konflik suami isteri. Sesuatu yang dalam teori
begitu indah, ternyata begitu gersang dalam kenyataan di lapangan. Tentu, yang salah
bukan idelitanya. Tapi, cara bagaimana
menggapai idealita itu yang belum pas. Di sinilah, seseorang membutuhkan teguran.
Dan teguran saat itu menjadi guru di lapangan realita.


-Anggaplah teguran sebagai cermin memperindah diri

Ego manusia selalu mengatakan kalau ia serba sempurna. Tidak ada cacat. Tidak ada
noda. Semua bagus. Kalau ada orang yang menilai lain, pasti si penilai yang teranggap
salah.Begitu pun yang mungkin terjadi dalam diri seorang mukmin.

Dengan penuh percaya diri, ia yakini kalau semua langkahnya sempurna.
Tidak ada yang salah. Yang salah adalah jika ada yang menganggapnya salah.
Dalam sudut pandang Islam, manusia adalah tempat salah dan lupa.

Jadi,

Akan ada saja kemungkinan kalau seorang mukmin pun bisa khilaf. Kalau seorang ulama pun bisa salah. Kalau seorang pemimpin pun bisa kepeleset. Saat itu, ia butuh teguran sebagai cermin yang bisa menyadarkan.

Rasulullah bersabda,
"Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya.Apabila melihat aib padanya, dia segera
memperbaikinya."(HR. Al-Bukhari)

Semoga suara kasarku tak melukai hatimu. mungkin riak kerasku memekak telingamu.
Namun aku rindu dirimu menjadi yang tak lalai akan asalmu.


Saudara fillahku.....
Tak ada orang yang tak butuh nasehat,karena tiada orang yang tak salah.
Nasehat pengingat bagi yang lupa,penegur bagi yang lalai,pelurus bagi yang bengkok,reparasi bagi yang rusak,doping bagi yang loyo,pemantik bagi yang tak berdaya.

Tidak ada orang yang selamanya menjadi penasehat yang tak dinasehati,sebagaimana tidak ada orang yang selalu menjadi obyek nasehat tanpa pernah menasehati.
insyaAlloh...
LihatTutupKomentar