MANUSIA TERLAHIR DENGAN FITRAH

Di dalam AlQuran dan Al Hadits, persoalan fitrah memperoleh perhatian yang sangat besar,sebab kedua sumber tersebut memiliki perspektif tersendiri,tent ang manusia ketika keduanya mengatakan bahwa manusia mempunyai fitrah.Pengerti an fitrah itu sendiri berasal dari perkataan Arab, yang bermaksud dan menunjukkan sifat,asal kejadian,bakat, tabiat atas pemberian atau anugerah, yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ketetapan kepada manusia.

Pada hakikatnya semua manusia dengan fitrahnya ,dilahirkan dalam keadaan suci dan bersih, Murtadha Muthahhari Ulama dan Pemikir Islam dalam karyanya Al Fitrah Menyatakan “istilah fitrah (al fitrah) digunakan untuk manusia, yang merupakan bawaan alami artinya’ia merupakan sesuatu yang melekat dalam diri manusia (bawaan), dan bukan sesuatu yang diperoleh melalui usaha (Mukhtasabah) sejak lahir.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

“ Tidaklah seorang itu dilahirkan Melainkan ia telah berada diatas Fitrah, Maka Ayah dan Ibunya yang menjadikan ia Yahudi ataupun Nasrani ataupun Majusi. (HR. Bukhari).

Allah Subhanahu wa Ta’ala memulai ciptaan-Nya dengan Kekuasaan-Nya dengan sebaik-baiknya, dan membuatnya berdasarkan kehendak-Nya dengan sebaik-baiknya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menjalankan mereka pada jalan Iradah-Nya,arti nya Allah Subhanahu wa Ta’ala menjalankan dan menempatkan mereka dijalan untuk mereka lalui. Dan menurunkan mereka ke dunia untuk menempuh Mahabah-Nya, baik secara sadar atau tidak, mereka menempuh Mahabah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Islam), sesuai Fitrah ALLAH. (Tetaplah atas) Fitrah ALLAH yang menjadikan (menciptakan) manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan ALLAH (itulah) Agama yang lurus,tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar Rum : 30)

Makna ayat diatas mengandung arti, keadaan dengan fitrah itu manusia diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan keadaan tertentu yang didalamnya terdapat kekhususan-kekh ususan, yang ditempatkan-Nya dalam diri manusia saat ia diciptakan,dan keadaan itulah yang menjadi fitrahnya.Dan manusia diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala,membawa fitrah dalam kejadian beragama yang benar (hanif atau tauhid). Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala,adalah Al Mukhtari “(Yang menciptakan tanpa contoh)”, Sedangkan manusia adalah Al Taqlid “(Membuat sesuatu dengan mengikuti contoh)”.Manusi a hanyalah mengikuti, bahkan disaat membuat sesuatu yang baru sekalipun,sebab mengandung unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya,dan mengambil contoh dari alam dan merancangnya sesuai dengan pola-pola yang ada di alam semesta.

Murtadha Muthahhari lebih tegas menyatakan bahwa, di dalam Al Ma’arif Al Islamiyah, Nahj Al Balaqhah,dan kitab-kitab lain disebutkan secara jelas , bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak pernah mencotoh dalam penciptaan yang dilakukan-Nya,s emua Ciptaan-Nya tidak didahului oleh contoh sebelumnya, karena itu, fitrah yang dengan itu Allah Subhanahu wa Ta’ala, menciptakan manusia suatu karya yang tidak memiliki contoh dan tidak meniru karya sebelumnya.

Sesungguhnya ayat-ayat Al Quran menerangkan, bahwa manusia mempunyai fitrah, yakni fitrah keagamaan, dan agamanya adalah Islam, Semenjak Nabi Adam Alaihi Salam hingga Nabi penutup Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.Sementar a itu ajaran-ajaran Nabi-Nabi pun dibangun diatas landasan menghidupkan dan memupuk kesadaran fitrah, dan apa yang disodorkan oleh para Nabi tersebut adalah fitrah kemanusiaan itu pula.

Al Quran menegaskan bahwa, ajaran yang disampaikan Nabi Nuh Alaihi Salam, adalah Agama,namanya adalah tauhid (Islam),ajaran yang dibawah Nabi Ibrahim Alaihi Salam adalah tauhid (Islam),dan ajaran yang yang disampaikan oleh Nabi Musa,Nabi Isa,dan seluruh Nabi adalah Agama, dan semua adalah Tauhid (Islam).

Dengan mengetahui hakikat fitrah manusia, dan menyadari bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Pencipta paling baik dan Maha Sempurna,maka akan mengantarkan kita mengenal diri sendiri, karena Kunci pengenalan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, adalah ketika kita mengenal diri sendiri. Imam Abu Hamid Al Ghazali mengatakan’bahw a setiap insan wajib mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang merupakan fitrah manusia dalam usaha, mengenali dirinya untuk menjadi Insan yang Bertaqwa.

Pada dasarnya manusia diciptakan, sebagai makhluk pencari kebenaran.Hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang telah mencapai tingkatan Al Aarif Billah, yaitu ketika insan sudah mencapai tingkatan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala , dan mengabdi dengan ikhlas,apa yang dilakukan semata-mata karena Kecitaan dan Keridhaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sebagaimana kita maklumi bersama, dalam diri manusia tersusun bantuk lahir/Jasmani (Jasad),dan dalam bentuk rohani/ bathin (qalbu atau jiwa). Untuk lebih dekat kita memulai merenungi,dengan kejadian manusia itu sendiri, ketika dari nutfah (sari pati tanah), kemudian disimpan ditempat yang kokoh (rahim).

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

“Dan sungguh,KAMI (ALLAH) telah Menciptakan manusia dari sari pati (berasal) dari tanah.Kemudian KAMI Menjadikan sari pati (nutfah), yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim)… ” (QS. Mu’minun : 12&13) )

“Kemudian (nutfah) itu KAMI Jadikan sesuatu yang melekat,lalu sesuatu yang melekat itu KAMI Jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu KAMI Jadikan tulang belulang,lalu tulang belulang itu KAMI bungkus daging.Kemudian KAMI menjadikannya mahluk yang (Berbentuk) lain. Maha Suci ALLAH Pencipta paling Baik..” (QS. Al Mu’minun : 14).

“Dan (ingatlah) ketika Rabbmu mengeluarkan dari Sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka, dan ALLAH mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya Berfirman), Bukankah AKU ini Rabb kalian? “mereka menjawab, “Benar (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi .” ( Hal ini Kami lakukan) agar di Hari Kiamat kalian tidak mengatakan, “ Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”(QS. Al A’raf :172)

Ayat diatas cukup jelas menerangkan bahwa, proses awal diciptakan manusia,oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,mulai dari nutfah kemudian berbentuk, dan kemudian di lanjutkan dengan (QS Al A’raf :127), ayat ini menjelaskan setelah manusia terbentuk dan diberi roh , sebelum lahir ke muka bumi ini pernah dimintai kesaksiannya, mereka Menyaksikan dan Mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan baik, kemudian hal itu mereka bawa terus hingga lahir ke dunia, dan sampai akhirnya kelak di hari kiamat.

Sahabat-saudara ku fillah yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,demikian semoga manfaat buat kita semua,sebagai Renungan’. Yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aam iin Allahum Aamiin.Walhamdu lillah Rabbil’alamin .
LihatTutupKomentar