Bahaya Mengintai di Lingkungan Pergaulan Buruk
Siapa yang
bersama-sama dengan ahli kebathilan (orang-orang yang buruk agamanya,
red), maka ia akan sama-sama mendapatkan hukuman. Hukuman tersebut akan
menimpa yang sholih maupun tholih (pelaku maksiat), pelaku kebaikan dan
pelaku kejahatan, mukmin dan kafir, orang yang taat shalat dan
pembangkang. Hukuman tersebut akan menimpa mereka semua. Namun pada hari
kiamat, mereka akan dibangkitkan sesuai niatan mereka. Hal ini sama
dengan yang disebutkan dalam ayat,
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al Anfal: 25).
(Namun) niat dalam beramal memegang peranan penting. Ketika suatu kaum disiksa dan siksaan tersebut menimpa pula orang-orang sholih, maka nanti yang diperhatikan adalah niatan mereka. Di dunia, mereka bisa jadi mendapatkan azab yang sama. Namun di akhirat, mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka.
‘Aisyah berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan ada satu kelompok pasukan yang hendak menyerang Ka’bah, kemudian setelah mereka berada di suatu tanah lapang, mereka semuanya dibenamkan ke dalam perut bumi dari orang yang pertama hingga orang yang terakhir.” ‘Aisyah berkata, saya pun bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah semuanya dibenamkan dari yang pertama sampai yang terakhir, sedangkan di tengah-tengah mereka terdapat para pedagang serta orang-orang yang bukan termasuk golongan mereka (yakni tidak berniat ikut menyerang Ka’bah)?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammenjawab,
“Mereka semuanya akan dibenamkan dari yang pertama sampai yang
terakhir, kemudian nantinya mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat
mereka.” (HR. Bukhari no. 2118 dan Muslim no. 2884, dengan lafazh
Bukhari).
Imam Nawawi membawakan hadits di atas dalam kitab Riyadhus Sholihin dalam Bab “Ikhlas dan menghadirkan niat dalam setiap amalan dan ucapan baik yang nampak maupun yang tersembunyi.” Kaitan hadits di atas dengan judul bab adalah pada penggalan hadits, “kemudian nantinya mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka”.
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Setiap amalan manusia tergantung pada niatnya. Dan ada yang berniat baik, ada pula yang berniat buruk.
2- Bahaya berteman dengan ahli maksiat dan orang yang berbuat zholim.
3- Motivasi supaya berteman dengan orang-orang yang baik.
4- Siapa yang bersama-sama dengan ahli kebatilan, maka ia akan sama-sama mendapatkan hukuman. Hukuman tersebut akan menimpa yang sholih maupun tholih (pelaku maksiat), pelaku kebaikan dan pelaku kejahatan, mukmin dan kafir, orang yang taat shalat dan pembangkang. Hukuman tersebut akan menimpa mereka semua. Namun pada hari kiamat, mereka akan dibangkitkan sesuai niatan mereka. Hal ini sama dengan yang disebutkan dalam ayat,
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al Anfal: 25).
5- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan tentang perkara ghoib, yaitu tentang hari berbangkit. Perkara ghoib seperti ini wajib diimani. Apa yang beliau beritakan pasti akan terjadi karena tidak mungkin Rasul kita memperturut hawa nafsunya sendiri.
Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik supaya bisa ikhlas dan menghadirkan niat dalam setiap perkataan maupun perbuatan.
Referensi:
Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al Hilaliy, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1430 H, hal. 28-29.
Nuzhatu Syarh Riyadhish Sholihin, Dr. Musthofa Al Bugho, dll, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 14.
Syarh Riyadhish Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Madarul Wathon, cetakan tahun 1426 H, hal. 30.
rumaysho.com/
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al Anfal: 25).
(Namun) niat dalam beramal memegang peranan penting. Ketika suatu kaum disiksa dan siksaan tersebut menimpa pula orang-orang sholih, maka nanti yang diperhatikan adalah niatan mereka. Di dunia, mereka bisa jadi mendapatkan azab yang sama. Namun di akhirat, mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka.
‘Aisyah berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan ada satu kelompok pasukan yang hendak menyerang Ka’bah, kemudian setelah mereka berada di suatu tanah lapang, mereka semuanya dibenamkan ke dalam perut bumi dari orang yang pertama hingga orang yang terakhir.” ‘Aisyah berkata, saya pun bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah semuanya dibenamkan dari yang pertama sampai yang terakhir, sedangkan di tengah-tengah mereka terdapat para pedagang serta orang-orang yang bukan termasuk golongan mereka (yakni tidak berniat ikut menyerang Ka’bah)?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammenjawab,
Imam Nawawi membawakan hadits di atas dalam kitab Riyadhus Sholihin dalam Bab “Ikhlas dan menghadirkan niat dalam setiap amalan dan ucapan baik yang nampak maupun yang tersembunyi.” Kaitan hadits di atas dengan judul bab adalah pada penggalan hadits, “kemudian nantinya mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka”.
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Setiap amalan manusia tergantung pada niatnya. Dan ada yang berniat baik, ada pula yang berniat buruk.
2- Bahaya berteman dengan ahli maksiat dan orang yang berbuat zholim.
3- Motivasi supaya berteman dengan orang-orang yang baik.
4- Siapa yang bersama-sama dengan ahli kebatilan, maka ia akan sama-sama mendapatkan hukuman. Hukuman tersebut akan menimpa yang sholih maupun tholih (pelaku maksiat), pelaku kebaikan dan pelaku kejahatan, mukmin dan kafir, orang yang taat shalat dan pembangkang. Hukuman tersebut akan menimpa mereka semua. Namun pada hari kiamat, mereka akan dibangkitkan sesuai niatan mereka. Hal ini sama dengan yang disebutkan dalam ayat,
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al Anfal: 25).
5- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan tentang perkara ghoib, yaitu tentang hari berbangkit. Perkara ghoib seperti ini wajib diimani. Apa yang beliau beritakan pasti akan terjadi karena tidak mungkin Rasul kita memperturut hawa nafsunya sendiri.
Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik supaya bisa ikhlas dan menghadirkan niat dalam setiap perkataan maupun perbuatan.
Referensi:
Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al Hilaliy, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1430 H, hal. 28-29.
Nuzhatu Syarh Riyadhish Sholihin, Dr. Musthofa Al Bugho, dll, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 14.
Syarh Riyadhish Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Madarul Wathon, cetakan tahun 1426 H, hal. 30.
rumaysho.com/