## RENUNGAN AKHIR TAHUN ##



Kita sudah relatif jauh mengarungi samudera kehidupan. Banyak yang sudah kita lihat dan raih. Tapi masih banyak yang kita keluhkan.

Mari kita berhenti sejenak. Bukalah kembali peta perjalanan hidup. Lihatlah berapa jauh jarak yang telah kita tempuh dan sisa perjalanan yang harus kita lalui.

Tak lama lagi, episode kehidupan yang kita lakoni di dunia akan segera berakhir. Kita semua berharap agar Allah menutup usia kita dalam keadaan husnul khatimah.

Persoalannya adalah, amal shaleh apa yang dapat kita jadikan bekal menuju hari esok??

Keterperdayaan terbesar kita adalah terus-menerus melakukan dosa karena memiliki harapan akan ampunan Allah. Ini adalah kesalahan besar. Sebab selain menjanjikan ampunan, Allah juga mengancam dengan azab-Nya yang pedih, sebagaimana firman-Nya,

“Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku,
bahwa Akulah yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.” (Al-Hijr [15]: 49-50)

Dalam ayat lain Allah berfirman,

“Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu mengira bahwa Kami akan memperlakukan mereka seperti orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, yaitu sama dalam kehidupan dan kematian mereka? Alangkah buruknya penilaian mereka itu.” (Al-Jasiyah [45]: 21)

Yakni orang-orang yang melakukan dosa dan amalan tercela menyangka kelak di akhirat mereka disamakan dengan orang-orang yang beramal shaleh! Tidak mungkin! Buruk sekali apa yang mereka sangka itu.

Ma’ruf al-Karkhi berkata, “Harapanmu terhadap rahmat Dzat yang tidak engkau taati adalah sebuah kebodohan.”

Disisi lain kita merasa kagum dan bangga dengan ibadah yang telah kita lakukan. Padahal orang-orang shaleh selama-lamanya selalu rindu kepada Allah dan takut kalau ibadah yang mereka lakukan tidak diterima.

Ibnul Qayyim berkata: “Puas dengan ketaatan yang telah dilakukan adalah diantara tanda kegelapan hati dan ketololan.” Ia menambahkan, keraguan dan kekhawatiran dalam hati bahwa amal tidak diterima harus disertai dengan mengucapkan istighfar setelah melakukan ketaatan.

Karenanya, merupakan kewajiban bagi kita (yang percaya kepada Allah dan Hari Akhir) untuk tidak lalai dari mengintrospeksi diri.

Merenung dalam kesendirian merupakan sarana yang mampu membeningkan hati. Dengan merenung kita dapat melihat dengan jernih apa-apa yang telah kita perbuat selama ini.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

”Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (AL-Hasyr [59]: 18)

Banyak kebaikan yang didapat dari merenung (mengintrospeksi diri), diantaranya,

@ Mengkonsentrasikan hati untuk mengingat Allah.
@ Menjauhkan dari para pendengki, pencaci, pencari aib, dan penyuka kesalahan-kesalahan.
@ Pembersihan otak dari kotornya pikiran.
@ Penenang batin dari kegalauan akan banyaknya problem.
@ Memenjara tabiat dan kebiasaan tidak baik.
@ Penjauhan diri dari sebab-sebab kekasaran hati dikarenakan banyak melihat, banyak mendengar, banyak bercanda, berlebihan dalam tertawa, berteman dengan orang-orang bodoh, dan bercengkrama dengan orang-orang dungu.

Inilah yang semestinya kita lakukan menyongsong datangnya tahun baru. Hitunglah amal perbuatanmu sebelum engkau dihisab kelak.
LihatTutupKomentar