## MELIHAT HUNIANNYA DI NERAKA ##



Curahan kasih sayang, cinta, dan pengorbanan panjang yang telah dipersembahkan seorang ibu seringkali tak disadari. Bahkan ada yang melecehkan.

Fakta berbicara, tak sedikit anak yang tidak tahu berterimakasih dan bahkan durhaka kepada ibunya.
Berkata kasar, berprilaku tidak sopan, mengacuhkan panggilan, dan bahkan mencelanya.

Ia amat ringan tangan memberi hadiah kepada pacar, kolega bisnis, dan atasannya, namun kepada sosok yang telah melahirkan, mendidik, dan membesarkannya ia begitu pelit dan perhitungan.

Celakalah bagi anak yang berbuat demikian. Ia menanggung azab Allah di dunia dan di akhirat.

Syahdan,

Dalam suatu kuliah, seorang dosen menceritakan kisah Masyithah, pelayan Fir’aun yang menyatakan keislamannya. Ia pun beserta anak-anaknya diperintahkan diceburkan ke dalam tungku tembaga yang berisi minyak mendidih.

Hingga pada giliran bayinya yang masih menyusu, si ibu merasa ragu-ragu. Atas seizin Allah, bayi yang belum bisa bicara itu berucap, ”Wahai ibu, bersabarlah, sesungguhnya siksaan dunia jauh lebih ringan daripada siksa akhirat.”

Akhirnya si ibu pun mencebukan dirinya beserta bayinya ...

Tiba-tiba jeritan dan tangisan membahana di penjuru ruangan. Tak tahunya ada seorang mahasiswi yang pingsan. Setelah kembali siuman, sang dosen melanjutkan kisahnya.

Akhirnya minyak panas yang mendidih mencabik-cabik daging mereka ...

Tiba-tiba tangisan dan teriakan meninggi terdengar kembali. Ternyata suara itu masih dari mahasiswi semula.

Akhirnya mahasiswi tersebut dievakuasi keluar ruang. Matanya mendadak terbuka, pandangannya mengarah ke langit. Tampaknya ia sedang menghadapai sakaratul maut. Mahasiswi yang mengerumuninya sontak menuntunnya mengucap syahadat.

Namun tiada tanggapan. Matanya justru semakin terbelalak. Dalam suasana yang kalut tiba-tiba mulutnya berucap, ”Saya bersaksi kepada kalian bahwa aku melihat tempat tinggalku di neraka.”

Demikianlah,

Betapa agungnya kasih sayang seorang ibu. Ia tak hiraukan keadaan dirinya demi keselamatan buah hatinya. Namun kita membalas air susu dengan air tuba.

Kita memohon kepada Allah agar diberi kesehatan dan kekuatan sehingga dapat mewujudkan pengabdian sejati kepada mama dan ayah.
LihatTutupKomentar