Sudah Sempurnakah Ruku' dan Sujud dalam Sholat Kita??



Assalamu'alaikum..

Segala puji tak berujung hanya milik Allah swt, yang Maha mengatur segala mahlukNya lagi Maha menjamin rezki semua mahluk, Raja diatas segala raja. Siapa yang Allah swt tolong maka siapakah yang dapat menyesatkannya dan siapa yang Allah swt sesatkan maka siapakah yang dapat menolongnya.

Shalawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita Baginda Rasulullah SAW, ahli keluarga beliau, para sahabat dan ummatnya yang senantiasa teguh menjalankan sunnah-sunnah beliau hingga hari kiamat.

Saudaraku seiman, tidak perlu dijleskan secara mendetail bagaimana posisi atau kedudukan sholat dalam Islam karena secara umum kita semua kurang lebih sudah paham bahwa sholat adalah tiangnya Agama, siapa yang mengerjakan maka ia menegakkan Agama, begitupula bagi mereka yang meninggalkannya maka dialah orang-orang yang bertanggungjawab atas runtuhnya Agama.

Sholat adalah media bagi kita yang ingin berbincang-bincang, berkeluh kesah, mengadukan permasalahan hidup, amalan dimana seorang hamba secara utuh bersyukur akan segala nikmat yang Dia berikan dan dengan shalat inilah Allah SWT akan memberikan rahmatNya kepada penghuni neraka, Allah SWT akan memerintahkan kepada malaikatNya untuk mengeluarkan dari neraka bagi orang-orang yang ada bekas sujudnya.

Dalam suatu dialog yang panjang antara Nabi SAW dengan sahabatnya, Rasulullah SAW bersabda :

"...Apabila Allah SWT ingin memberi rahmat kepada seseorang dari penghuni neraka yang dikehendakiNya, maka Allah memerintahkan para malaikat untuk mengeluarkan orang yang pernah menyembah Allah, lalu para malaikat mengeluarkan mereka dan para malaikat dapat mengenal mereka dengan bekas sujud. Dan Allah telah mengharamkan api neraka memakan bekas sujud. Kemudian mereka keluar dari api...dan dialah penghuni neraka yang terakhir kali masuk surga". (H.R Imam Bukhari, kitabul adzan, no : 806, Imam Muslim, kitabul iyman, no : 182).

Terlepas dari itu semua, timbullah pertanyaan "Apakah sholat yang kita kerjakan benar-benar sudah sesuai dengan apa yang Allah minta dan juga dicontohkan oleh baginda Rasulullah Muhammad?"

Hari ini banyak sekali kita temui seorang Imam dalam sholat yang mengerjakan sholat tapi terlihat seolah-olah melakukan gerakan senam kebugaran (ruku' dan sujud yang terlalu cepat)..walaupun terlepas dari salah satu kelebihan bahwasanya seseorang yang mengerjakan sholat akan mendapatkan kesehatan dari gerakan-gerakan yang terkandung didalamnya.

Sangat jarang dari ummat Islam sendiri yang mencari tahu bagaimanakah sebenarnya kesempurnaan/banyaknya bacaan dzikir yang kita baca pada saat ruku' dan sujud dalam sholat. Kita merasa cukup akan ilmu yang diajarkan (atau mungkin lebih tepatnya didoktrin) sewaktu kita masih kecil melalui buku kecil "Panduan Lengkap Sholat" yang asal usulnya entah dari mana.

Dalam kitab "Al-Futuhat Al Rabbaniyah" pada bab Adzkarir Rukui menjelaskan juga sebagaimana dalam kitab Nailul Authar bahwa bacaan ruku dan sujud dengan hanya tiga kali tasbih (Subhana Rabbiyal Adhim dan Subhana Rabbiyal a'la tiga kali), sanadnya tidak bersambung (isnaduhu laisa bimuttashil). demikian juga dalam kitab Subulussalam bab sifat shalat bagian ke-27. Abu Daud meriwayatkan Hadits Ibnu Mas'ud bahwa Nabi SAW bersabda: "Apabila ruku seseorang diantara kamu, maka bacalah tiga kali subhana rabbiyal adhim dan itu paling sedikit" Hadits tersebut diriwayatkan juga oleh Imam Tarmidzy dan Ibnu Majah, hanya saja Abu Daud mengatakan hadits itu mursal. Demikian juga menurut Imam Bukhari dan At-Tarmidzy.

Dijelaskan juga dalam kitab "Nailul Authar pada Babuz Zikri Firrukui Wassujudi" bahwa bacaan ruku' dan sujud dengan tiga kali tasbih, diterima dari Aum bin Abdullah bin Utbah, yang diterima dari Ibnu Masud dan keduanya tidak ketemu (hadits mursal) HADITS MURSAL TIDAK DAPAT DIJADIKAN DALIL DALAM URUSAN IBADAH.

Ada yang menilai shahih dengan hanya tiga kali tasbih, yaitu Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam kitab sifat shalat Nabi SAW namun beliau sendiri juga yang mendhaifkan pada kitabnya yang lain yaitu "Ashlu Shifati Shalatain Nabiy SAW" pada penjelasan tentang dzikir-dzikir ketika ruku. (Terjemahan Ashlu Shifati Shalatain Nabiy SAW jilid 2, halaman 312-321).

Bacaan tiga kali tasbih itu juga bertentangan dengan sejumlah ayat dalam Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah SAW yang memerintahkan agar memantapkan ruku dan sujud serta memperbanyak dzikir.

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya".

(Q.S. Al-Ahzab (33) : 41)..

(Q.S. Ar-Ra'd (13) : 27-28)..

(Q.S Al-Hijr (15) : 98-99)..

(Q.S Asy-Syu'ara (26) : 217-219)

"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud". (Q.S Al-Fath (48) : 29)

Selain bacaan 3x tasbih yang derajat Haditsnya Mursal, jika diamalkan maka sholat akan kehilangan "Esensi"nya, malah terlihat seakan-akan seorang hamba yang malas bertemu dengan Allah dan ingin cepat-cepat menyelesaikan sholatnya, olehnya Allah menolak ibadah yang dilakukan dengan malas dan tidak disertai keikhlasan.

mereka tidak mengerjakan sholat, melainkan dengan malas (Q.S At-taubah (9) : 54)

Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas (Q.S An-Nisa (4) : 142)

Adapun do'a yang banyak dibaca Rasulullah SAW dalam ruku' dan sujudnya, maka Aisyah r.anhu berkata : "Adalah Rasulullah memperbanyak bacaan subhanaka allahumma rabbana wabihamdika allahummagfirly didalam ruku' dan sujud untuk memenuhi perintah Al-Qur'an (perintah Allah). (HR. Imam Muslim, kitabush shalah, no : 484).

"Sedekat-dekat seorang hamba kepada Tuhannya yaitu ketika ia sujud, maka perbanyaklah berdo'a di dalam sujud". (HR. Imam Muslim, kitabush shalah, no : 482).

Setelah kita membaca Ayat/Hadits disebutkan, maka timbul pertanyaan “Berapakah sebenarnya jumlah bacaan yang seharusnya?” .. Mengenai jumlahnya, berapa kali seharusnya, memang tidak ada keterangan namun Hudzaifah r.a menjelaskan bahwa : "..lama waktu ruku'...dan sujud, hampir sama dengan berdirinya. (HR. Imam Muslim, kitab shalatil musafiriyna wa qashriha, no : 772).

Al-Bara' bin Azib r.a mengatakan : "Aku pernah memperhatikan shalat Muhammad SAW aku dapati ternyata waktu berdiri, ruku', I'tidal setelah ruku', sujud awal, duduk diantara dua sujud, sujud kedua dan waktu duduk antara salam dan bangkit (setelah shalat usai) TERNYATA HAMPIR SAMA LAMANYA. (HR. Imam Muslim, kitabush shalah, no : 471).

Jika pada saat berdiri dalam shalat hanya membaca surah al-fatihah, Insya Allah sudah seimbang jika membaca :"Subhanaka Allahumma Rabbana Wabihamdika Allahummagfirly” hingga lima atau enam kali.

Tapi belum ditambah dengan bacaan surah pendek pada saat berdiri setelah membaca surah Al-Fatihah, sehingga ada kemungkianan waktu berdiri lebih lama, maka do'a/dzikir pada saat ruku’ dan sujud bisa lebih banyak. Tapi tentu saja dengan tetap memperhitungkan atau menyesuaian dengan kemampuan Makmum.

Hal ini sebagaimana yang telah diingatkan oleh Rasulullah SAW kepada sahabatnya yaitu Mu'adz yang membaca surah Al-Baqarah pada saat mengimami kaumnya untuk shalat isya. Rasulullah SAW mengingatkan dengan memerintahkan agar membaca surah-surah pendek. Cukup membaca... "Wasysyamsi waduhaha, wadh dhuha wal laili idza yagsya dan sabbihisma rabbikal a'la... (HR. Imam Muslim, kitabush shalat, no : 178).

Walaupun harus menyesuaikan dengan kemampuan jama'ah, tentunya kita harus tetap berpedoman pada tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW mengenai lama ruku’ dan sujud yang disesuaikan dengan lama berdiri.

"Dari Tsabit bin Al Bunani meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a dia berkata : "Sesungguhnya aku tidak akan mengurangi lamanya (shalat ketika) mengimami kalian sebagaimana ketika Rasulullah mengimami kami". (HR. Imam Muslim, kitabush shalat, no : 472).

Jika dalam ruku' membaca : "Subhana Rabbiyal Adhim" dan dalam sujud membaca "Subhana Rabbiyal a'la, hendaknya dibaca sekitar sepuluh kali sebagaimana yang dijelaskan oleh Anas bin Malik r.a

Anas r.a berkata : "Aku tidak pernah shalat dibelakang salah seorang sesudah Rasulullah SAW yang shalatnya itu sangat menyerupai shalat Rasulullah SAW selain dari seorang anak muda ini, yaitu : "Umar bin Abdul Azis, ia (Anas) berkata, kami taksir dalam ruku'nya itu ia mengucapkan sepuluh kali tasbih. (Baca kitab Nailul Authar juz 11, hadits no : 738).

Seseorang yang melaksanakan sholat tapi tidak sempurna ruku’ dan sujudnya sangat perlu untuk berhati-hati, sebagaimana seseorang yang telah ditegur oleh sahabat Hudzaifah r.a..

Dari Hudzaifah r.a sesungguhnya dia pernah melihat seorang laki-laki yang tidak sempurna ruku' dan sujudnya, maka setelah orang itu menyelesaikan shalatnya, Hudzaifah memanggilnya lalu berkata kepadanya, engaku belum sholat danseandainya engkau mati, engkau mati dengan tidak mengikuti sunnah Muhammad SAW (HR. Imam Bukhari, kitabush shalat, no : 389).

Bagi yang tidak mengikuti sunnah Rasulull SAW, Allah SWT mengingatkan : "...maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul, takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa siksa yang pedih. ketahuilah sesungguhnya kepunyaan Allah-lah apa yang dilangit dan di bumi. (Q.S An-Nur (24) : 63).

(Q.S Al-Qalam (68) : 42-43)..

(Q.S Al-Ma'un (107) : 4-5)..

(Q.S Al-Hijr (15) : 92-93).

Ya Allah, lepaskanlah diriku dari tanggung jawab ilmu yang Engkau titipkan, karena saya telah berusaha menyampaikannya, terlepas dari Kuasa Engkau ingin memberikan Hidayah/Pemahaman kepada mereka yang saya sampaikan, itu semua adalah kehendakMu.

Tidak ada maksud kami selaku admin untuk mengajari siapapun yang terTag dalam artikel yang dibuat ini, karena kami tau dan sadar ilmu kami masih jauh bahkan sangat sedikit dibandingkan ilmu tuan-tuan..Olehnya Mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan pada artikel ini karena ada benarnya datangnya dari Allah dan adapun kesalahan yang terdapat pada artikel ini datangnya dari kebodohan dan kekurangan dari ilmu kami pribadi, namun kami sangat berharap ditegur atau dikoreksi jika ada kekeliruan, tentu saja dengan melampirkan Ayat/Hadits yang kuat sebagai bantahan.


share catatan Usaha Atas Iman

..Subhanallah wabihamdi AsyaduAllahilaha Illallah Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik
LihatTutupKomentar