MUHASABAH 1 MUHARAM 1440 H

assalamualaikum warohmatullohi wabarokaatuhu.

Berikut ini jadwal Puasa Muharram 1440 H / 2018 yang dilansir dari www.al-habib.info :
  • Rabu, 9 Muharram/ 19 September 2018: Puasa Tasu'a,
  • Kamis, 10 Muharram/ 20 September : Puasa Asyura, menghapus dosa setahun lalu
  • Ahad, 13 Muharram/ 23 September : Puasa Sunnah Ayyamul Bidh hari pertama
  • Senin, 14 Muharram/ 24 September : Puasa Sunnah Ayyamul Bidh hari kedua
  • Selasa, 15 Muharram/ 25 September : Puasa Sunnah Ayyamul Bidh hari ketiga

Selamat datang tahun baru hijriah 1 Muharam 1440H
apakah saudara fillah merasa memiliki tahun baru ini....?
atau g tahu,atau g ada makna di tahun baru ini?

heemmmm...
yaaach beginilah tahun baru islam apalagi kalo di kampung jawa,mereka bilang tahun baru islam adalah bulan keramat...
wuiich angker jadinya...??!

tapi itu g di dunia lain lho kerna di dunia lain tidak ada bulan keramat apalagi pantangan menikah walimahan di bulan muharam ...heheee

kalo di pikir lucu yaa...
tapi itulah isi dan sesi dunia...
uniik dan menggelitik....

Yook langsung ke TKP(Teks LengkaPnya) Muhasabah diri...


MUHASABAH 1 MUHARAM 1440 H

Kita akan memasuki Tahun Baru Islam 1 Muharam 1440 H, In syaa Alloh jatuh di hari Selasa 11  September 2018. Mari sikapi momentum tersebut dengan muhasabah (introspeksi diri), misalnya apakah ibadah atau amal saleh kita selama ini sudah memenuhi syarat untuk diterima oleh Allah SWT? Yaitu, dilandasi keimanan, ilmu, ikhlas, dan sesuai dengan sunah Rasul? Bekal amal saleh apa yang sudah kita miliki untuk kehidupan di akhirat kelak?
Benar, muhasabah harus kita lakukan sepanjang waktu, hari demi hari, bahkan detik demi detik. Tapi setidaknya, pergantian tahun baru Islam menjadi “momentum tahunan” muhasabah.
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri, mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan untuk hari esok (akhirat)…” (QS. Al-Hasyr: 18).
Menurut tafsir Syekh Syihabuddin Mahmud bin Abdullah al-Husaini al-Alusi dalam kitabnya Ruhul Ma’ani: “Setiap perbuatan manusia yang telah dilakukan pada masa lalu, mencerminkan perbuatan dia untuk persiapan diakhirat kelak. Karena hidup di dunia bagaikan satu hari dan keesokan harinya merupakan hari akherat, merugilah manusia yang tidak mengetahui tujuan utamanya”.

Memasuki Tahun Baru Islam 1 Muharram , kita juga harus memaknai peristiwa hijrah Rasulullah Saw dan para sahabat dari Makkah ke Madinah yang menjadi awal perhitungan kalender Islam (makanya disebut Kalender Hijriyah, dari kata hijrah).
Di Madinah, Rasul membangun tiga fondasi masyarakat Islami menuju daulah Islamiyah: masjid, ukhuwah Islamiyah, dan perjanjian damai dengan semua warga Madinah (Piagam Madinah). Maka, mari makmurkan masjid, semarakkan aktivitas ibadah dan dakwah di dalamnya, eratkan ukhuwah sesama Muslim, dan kembangkan toleransi beragama tanpa merusak akidah.
Sabda Nabi Saw, Muhajir (orang yang berhijrah) dalam makna luas, adalah dia yang meninggalkan larangan Allah SWT. Al-Muhajiru man hajara ma nahallahu ‘anhu.
Dalam setiap pergantian tahun banyak sekali kita dapatkan akan teori-teori tentang makna hijrah itu sendiri, disini kami tidak akan membahas akan hal itu disamping sudah banyak pembahasan tentang hal tersebut juga karena kami tidak terlalu ahli untuk menjelaskannya.

Disini kami hanya akan menggambarkan fenomena-fenomena yang terjadi dikalangan umat islam itu sendiri.
setiap pergantian tahun yang kita lewati tidaklah banyak kita jumpai perubahan di tubuh umat islam itu sendiri, umat masih dalam keadaan lemah, kemunduran disegala bidang, dalam hal akhlak generasi muda kita sangat memprihatinkan, dalam hal pendidikan mayoritas masih jauh dari yang diharapkan, dari sisi sosial kita masih suka berburuk sangka kepada saudara sendiri yang di organisasi lain.

Kita sering terjebak kepada hal-hal yang sifatnya tidak prinsip, kita lebih mengutamakan syiar dari pada hakikatnya, kita lebih suka bajunya dari pada isinya dan lebih parahnya lagi kita tidak tahu mana yang furu mana yang usul, mana yang fiqih dan mana yang aqidah, mana yang tetap mana yang dapat berubah. dengan kita tidak mengetahui hal itu maka kita tidak akan tahu mana yang seharusnya didahulukan mana yang dinantikan, mana yang harusnya dikerjakan dan mana yang ditinggalkan, mana yang bisa ditolerir dalam perbedaan pendapat dan mana yang tidak dapat ditolerir.

Ada sebuah cerita alfabet yang pernah kami baca, cerita fiktif yang dapat kita ambil pelajaran bagi kita,

" ada seekor ibu singa yang sedang melahirkan, begitu susah payahnya ia melahirkan sang anak sampai akhirnya terlahirkanlah sang anak singa penguasa rimba, akan tetapi sayang sang ibu singa meninggal setelah melahirkan anaknya tersebut.
anak singa menangis layaknya bayi-bayi pada umumnya yang baru dilahirkan kedunia yang fana ini, pada saat itu lewatlah sekelompok kawanan kambing, melihat sang anak singa menangis yang ternyata ibunya juga sudah meninggal timbulah rasa kasihan diantara kawanan kambing, diambilah sang anak singa untuk diasuhnya.
hari demi hari dilewati, minggu berganti minggu di lalui, yang pada masanya tumbuhlah sang anak singa itu menjadi singa dewasa, layaknya singa sang penguasa rimba, berwibawa. suatu hari kawanan kambing ini meruput bersama sang anak singa, tanpa disadari sekelompok srigala menyergap mereka, dengan rasa yang tidak karuan kawanan kambing lari tidak karuan termasuk sang anak singa, tapi tidak disangka sang ibu kambing tertangkap, kambing-kambing yang lainya meminta kepada anak singa untuk menolongnya,

"tolonglah ibumu kamu kan singa". tapi dalam perasaan anak singa juga takut luar bisa akan tetapi ia kasihan meihat ibu asuhnya akan dimakan oleh srigala, diberanikannya diri untuk maju kedepan dengan menampilkan wajah yang marah, saat itu srigala juga merasa takut juga, karena ia tau bahwa singa adalah penguasa rimba.
srigala mencoba menenangkan diri dengan mengaum khasnya aumanya srigala, tidak mau kalah anak singa ikut mengaum tapi anehnya aumanya khas auman kambing " Mbe " taulah srigala bahwa ia singa bermental kambing. ibu kambing terus diseret pada saat bersamaan muncula singa dewasa yang lainnya dia mengaum dengan auman sang penguasa, larilah semua baik srigala maupun kambing termasuk anak singa, singa dewasa melihat kejadian tersebut merasa aneh ko ada anak singa berlari dengan kawanan kambing, dikejarlah sang anak singa akhirnya kepegang dan ditegurlah anak singa" kamu ini anak singa" tapi anak singa tidak yakin malah ia merasa ketakutan.

dibawalah anak singa kepinggiran danau lalu disuruhlah anak singa untuk melihat dirinya. setelah melihat dirinya ia membandingkan dengan singa dewasa ia merasa aneh mirip dan lebih berwibawa karena usianya lebih muda. dijelaskanlah oleh singa dewasa kamu adalah singa penguasa rimba, beginilah auman kamu seharusnya, anak singa menirukan apa yang dilakukan singa dewasa satu dua kali akhirnya ia bisa melakukannya,pada detik itu juga ia mengaum dengan kerasnya yang menandakan bahwa ia adalah sang penguasa".


Bukan maksud kami merendahkan diri tapi memang beginilah keadaan kita sekarang, kebanyakan dari kita hanya bermodal islam keturunan tanpa mau mencari lagi tentang keislamannya, kita terlalu bangga dengan lingkungan yang telah membesarkan diri kita, dan kita terlalu senang dengan cap bermental kambing. padahal kita adalah singa penguasa dunia, setelah jatuhnya khilafah usmani pada tahun 1924 sampai sekarang kita masih menjadi kambing. ada diantara kita yang sudah sadar bahwa dirinya adalah singa tapi karena sudah biasa hidup dengan lingkungan kambing ia kembali kesana. bagaimana kita dapat berubah kearah sana?
mulailah dengan menuntut ilmu,:
" segala sesuatu ada jalannya dan jalan kesurga adalah ilmu " alhadist.
" diwajibkan atas kalian untuk menuntut ilmu" alhadist
" akan ditinggikan derajat orang beriman dan orang berilmu beberapa derajat" Alqur'an.


"Hasibu anfusakum qobla antuhasabu. “Evaluasilah (hisablah) dirimu sendiri sebelum kalian dihisab (di hadapan Allah kelak)”.{Umar bin Khattab}



LihatTutupKomentar