"Meraih Ikhlas"



مَن فَاتَهُ بَابَ الْحَقِّ عَزَّوَجَلَّ قَعَدَ عَلَى أَبْوَابِ الخَلْقِ

Orang yang meninggalkan pintu kerihoan Alloh ‘azza wajalla maka dia pasti mendiami pintu untuk mencari perhatian mahluk. ( Syaikh 'Abdul Qadir Al Jailani-Fathur Rabbani hal 34 )

Ikhlas merupakan urusan hati, perhatian siapa yang kita cari dalam menjalani amalan? jika di hati murni hanya perhatian Alloh yang di cari, maka kekecewaan tak akan pernah menghampiri, namun saat perhatian mahluk yang kita cari, kadang putus asa mewarnai, kadang bimbang membayangi, kadang kekecewaan merasuki, dan akhirnya amalan hanya sebatas puji dan caci maki,

Ikhlas dalam menjalani hidup
Bersandarnya jiwa pada dirimu sendiri adalah tanda dari keangkuhan, dan bersandarnya jiwa pada amalan mu adalah tanda keriyaan, sementara bersandarnya jiwa pada kehormatan mu merupakan awal dari kehinaan,
Sandarkan hati mu pada yang maha sempurna, agar harapan jiwa mu tak mudah pupus saat dosa menerpa, dan agar kau terbebas dari mengharap pujian dan menbenci cacian, melangkahlah seiring jalan, tempuh semua ujian dengan kesabaran, sebarkan kebaikan dengan penuh ketulusan, tak perlu khawatir dengan berlebihan, karena rahmat-Nya senantiasa menemani hamba-Nya tanpa ada batasan
LihatTutupKomentar