Kesempuranaan Ni’mat Makan



رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِذَا كَانَ فِيْ الطَّعَامِ اَرْبَعَةٌ فَقَدْ كَمُلَ شَأنُهُ كُلُّهُ : إِذَا كَانَ مِن الحَلَالِ وَإِذَا أكَلَ ذكِرَ اسْمَ اللهُ عَلَيْهِ ثُمَّ تُكْثَرُ عَلَيْهِ الأيْدِيْ وَإِذَافَرَغَ مِنْهُ حَمِدَ اللهُ

Di riwayatkan dari Nabi Muhammad saw beliau berkata, Jika dalam makanan terdapat empat proses, maka sempurnalah keni’matannya : Jika makanannya makanan halal dari kasab yang halal, Ketika memakannya di sebut asma Alloh swt, Lalu banyak tangan yang ikut meni’matinya, Dan setelah selesai makan, maka di pujilah Alloh swt[1]

إِذَا كَانَ مِن الحَلَالِ
Mendapat makanan dari yang halal merupakan karunia-Nya yang tak terhingga, apalagi di tengah carut-marutnya berbagai macam makanan, yang halal dan yang haram sulit untuk di identifikasi secara bahan komposisi halalnya, apa yang kita konsumsi adalah modal utama menuju ibadah yang sempurna, Alloh memerintahkan setiap hambanya untuk senantiasa mengkonsumsi makanan yang halal
يَاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمّا فِيْ الاَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا
Wahai manusia, makanlah yang halal dan baik dari apa yang terdapat di bumi ( Al-Baqarah 168 )
Perbanyak berdo’a pada Alloh agar di karuniai rezeki makanan yang halal, seperti do’a yang di wasiatkan Rasulullah saw pada menantunya Ali Bin Abi Thalib r.a

اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلالِكَ عَنْ حَرَامِكَ ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Ya Alloh cukupkan untuk ku dari rezeki yang halal jauhkan dariku rezeki yang haram. Dan kayakan aku dari pemberian-Mu jauh dari pemberian selain-Mu ( HR. Imam Tirmidzi )
وَإِذَا أكَلَ ذكِرَ اسْمَ اللهُ
Saat kondisi apa yang akan kita makan adalah makanan yang halal, maka hendaklah memulai memakanya dengan mebaca Basmalah, memohon kepada Alloh akan kemanfaatan dari apa yang di makan, dan hal ini di perjelas dengan adanya perntah untuk membaca basmalah ketika hendak memulai untuk makan
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِاسْ
مَ اللهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللهِ تَعَالَى فلْيَقُلْ : بِسْمِ اللهِ أَوَّلَهُ وَ أخِرَهُ
Jika salah satu diatara kalian hendak memulai makan maka sebutlah nama Alloh swt sebelum memulainya, dan jika kamu lupa mengucapkan asma Alloh maka hendaklah kamu membaca Bismillahi awwalahu wa akhirahu ( H.R Abu Daud dan Tirmidzi dari Siti ‘Aisyah )[2]

ثُمَّ تُكْثَرُ عَلَيْهِ الأيْدِيْ
Yang di tuju dari kata ini maksudnya bersedia membaginya dengan sesama yang lain, berbagi adalah akhlaqnya para Nabi dan para Rasul, lihat Nabi Ibrahim banyak di riwayatkan ketika beliau memasak sering di membanyakan airnya supaya orang-orang yang di sekitarnya bisa pula mencicipinya, karena makin banyak orang yang bisa meni’mati, makin banyak pula keberkahan yang Alloh beri. Makin banyak orang mencicipi makin sempurna keini’matan-Nya terasa dalam sanubari.
وَإِذَافَرَغَ مِنْهُ حَمِدَ اللهُ
Kesempurnaan karunia Alloh swt dalam meni’mati makanan yang terakhir adalah sesudah selesai meni’matinya maka kita mampu bersyukur kepada Alloh swt, minimal dengan mengucap Hamdalah, bahkan Rasulullah sempat mengajari para sahabat dengan do’a untuk mensykuri ni’mat makan, :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : مَنْ اَكَلَ طَعَامًا فَقَالَ "اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ اَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ" غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Rasulullah berkata : Siapa saja yang telah selesai makan kemudian membaca “AL HAMDU LILLAHI AT’AMANII HAADZAA, WA ROZAQONIIHI MIN GHOIRI HAULIM MINNII WALAA QUWWATIN” ( Segala puji bagi Alloh swt yang telah memberi makanan ini kepada ku, dan telah mengaruniakan rezeki dengan tiada daya dan kekuatan dari diri saya ), Maka di ampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu[3]

Makin pandai hati bersyukur, hidup akan kian makmur, makin rajin lisan membaca Alhamdulillah, semua yang di ni’mati makin terasa indah


[1] Tanbihul Ghafiliin ( Syaikh Nashir Bin Ibrahim As-Samarqandi ) hal 161.
[2] Riyadus Shalihin ( Imam Nawawi ) hal 350
[3] Riyadus Shalihin ( Imam Nawawi ) hal 352
LihatTutupKomentar