Mari kita bangun opini, 'HAJI BUKANLAH GELAR'...!



Karena 'gelar Haji' adalah 'virus' yang akan menggerogoti aqidah dan nilai-nilai ibadah seseorang.

Haji adalah rukun Islam yang ke-5 yang merupakan ibadah wajib kepada ALLOH Sub'haanallohu Wa Ta'ala, sama halnya dengan ibadah wajib lainnya seperti ibadah Sholat, Puasa dan Zakat. Sama-sama ibadah. Bedanya, ibadah Haji diwajibkan kepada 'yang mampu' melaksanakannya
dan minimal 1 kali seumur hidup.
Hanya kenapa, ibadah Haji oleh sebagian besar orang Indonesia dijadikan gelar? Padahal ibadah Haji bukanlah 'sekolahan'..!

Sangat disayangkan, jika niat ibadah Haji seseorang disebabkan hanya karena gelar dan ingin dipanggil 'Haji'. Bukan semata-mata karena ingin menunaikan kewajibannya kepada ALLOH Sub'haanallohu Wa Ta'ala.
ALLOH sangat membenci orang-orang yang menyekutukan-Nya dan sangat membenci orang-orang yang 'riya', yang tidak akan diterima amal ibadahnya. Sia-sialah semua biaya yang besar, waktu, tenaga dan pikiran yang sudah dihabiskan.

“Barangsiapa memuji dirinya karena amal soleh yang telah dia lakukan, maka sungguh sia-sia syukurnya kepada ALLOH dan pasti terhapus amal kebajikannya.” (HR Abu Nu’Aim)

Orang-orang yang mengejar 'gelar Haji' biasanya akan bangga dengan 'gelar Haji' yang disandangnya, seolah-olah menandakan ia telah lebih hebat ibadahnya dan menganggap dirinya lebih alim dari orang lain. Dan seakan2 'gelar Haji' telah me-register, dia adalah orang suci yang tidak akan berbuat kesalahan dan kejahatan.
Haji bukanlah 'pembeda kasta'. Ingatlah..!

Ada yang beralasan, tidak apalah kita memanggil orang-orang yang sudah menunaikan ibadah Haji dengan sebutan 'Haji'. Untuk menghargai apa yang telah mereka usahakan, yang telah mengorbankan uang dan waktu yang banyak juga tenaga dan pikirannya. Padahal, bukanlah manusia yang menghargai amal ibadah seseorang melainkan ALLOH Sub'haanallohu Wa Ta'ala.
Gelar untuk orang yang telah menunaikan ibadah Haji adalah 'Mabrur'.
Mabrur tidaknya Haji seseorang dan diterima atau tidaknya Haji seseorang, hanya ALLOH-lah yang tau. Dan ALLOH-lah nanti yang akan membalasnya.
Dan tidak ada didalam Al-Qur'an dan Al-Hadist yang menyatakan bahwa, "gelar 'Haji' untuk orang yang telah menunaikan ibadah Haji".
Jangan sampai kita membuat seseorang yang niatnya tulus suci hanya karena ALLOH Sub'haanallohu Wa Ta'ala untuk menunaikan ibadah Haji jadi terbesit perasaan riya dihatinya.

"Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang 'tidak' mereka lakukan, jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka mendapat azab yang pedih." (QS 3 Ali Imron : 188).
Sub'hanalloh..
Astaghfirulloh..

Untuk kedepannya, marilah kita sama-sama merubah opini 'Gelar Haji' ini menjadi 'Haji Bukanlah Gelar'. Dengan cara, TIDAK LAGI MEMANGGIL / MENYEBUT 'HAJI' kepada orang yang telah kita kenal yang baru saja (telah) menunaikan ibadah Haji ataupun kepada orang yang baru kita kenal yang telah menunaikan ibadah Haji. Panggillah ia dengan panggilannya yang biasanya dan panggilan yang pantas untuknya.
Kalau diantara mereka ada yang merasa tidak senang atau marah ketika kita tidak memanggilnya 'Haji', berarti orang tersebut hanyalah mengejar 'gelar Haji' saja bukan mengharapkan ridho ALLOH Sub'haanallohu Wa Ta'ala.
(Mungkin) Untuk orang yang sudah terlanjur kita panggil 'Haji', biarlah begitu. Memang susah untuk merubahnya, apalagi orang tersebut belum mendapatkan pemahaman tentang Haji itu sebenarnya. Kecuali orang itu sendiri yang memintanya untuk tidak dipanggil 'Haji' lagi.

InsyaAlloh, untuk dua generasi mendatang 'gelar Haji' akan sirna dari muka bumi Indonesia ini. Dan insyaAlloh orang-orang Indonesia niat ibadah Haji-nya akan bersih yang semata-mata memang karena kewajibannya kepada ALLOH Sub'haanallohu Wa Ta'ala. Dan insyaAlloh kuota Haji untuk Indonesia tidak akan terbuang sia-sia lagi.
Kasihan-kan kepada orang-orang yang niatnya tulus suci hanya karena ALLOH Sub'haanallohu Wa Ta'ala, tidak dapat menunaikan kewajiban ibadah Haji-nya dikarenakan kuota Haji dipenuhi oleh orang-orang yang hanya ingin dipanggil 'Haji' saja.

Tidak ada yang tidak bisa Saudaraku, tidak ada yang tidak mungkin, tidak ada yang mustahil bagi ALLOH Sub'haanallohu Wa Ta'ala.
ALLOH Sub'haanallohu Wa Ta'ala akan membantu selama kita mau berusaha.
Nabi Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wassallam bisa merubah aqidah banyak manusia menjadi lurus, kenapa kita tidak bisa memperbaiki hal yang sedikit tapi penting ini?

Marilah kita merubahnya dari diri kita sendiri dan keluarga kita terlebih dahulu.
Semoga kita terhindar dari hal-hal yang menyesatkan..
Aamiin yaa Robbal'aalaminn..

Adakah yang merasa terhujat oleh opini 'Haji Bukanlah Gelar' ini?
Yang seharusnya terhujat adalah orang-orang yang sengaja hanya mengejar 'gelar Haji' saja, bukanlah orang-orang yang terlanjur dan terpaksa dipanggil 'Haji' karena diharuskan mengikuti tradisi yang (mungkin) cuma ada di Indonesia ini.
(Perhatikan kalimat, "Orang-orang yang mengejar 'gelar Haji' biasanya akan merasa .....")
Hanya.. disini yang kita takutkan adalah jangan sampai terjadi, orang-orang yang terlanjur dan terpaksa dipanggil 'Haji' ini yang tadinya niatnya tulus ikhlas karena ALLOH Sub'haanallohu Wa Ta'ala, jadi terbersit 'riya' dihati mereka. Atau, orang-orang yang akan menunaikan ibadah Haji yang awalnya niatnya tulus ikhlas kepada ALLOH Sub'haanallohu Wa Ta'ala jadi terkotori niatnya hanya gara-gara 'gelar Haji' ini. Sehingga ter-bangga-kan oleh rasa 'ingin dan senang' untuk menyandang 'gelar Haji'.
Syukur-syukur tidak.

"Dan (aku telah diperintah), 'Hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan tulus dan ikhlas, dan jangan sekali-kali engkau termasuk orang yang musyrik'".
(QS Yunus 10:105)

"Maka sembahlah ALLOH dengan tulus ikhlas ber-agama kepadaNya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya."
(QS Al-Mu'min 40:14)

Tujuan saya hanyalah mencoba untuk menyampaikan Sunnatulloh dan Sunnah Rosul, yang intinya melarang adanya 'riya' didalam setiap ibadah kita karena tidak akan diterima amal ibadah kita dihadapan ALLOH Sub'haanallohu Wa Ta'ala disebabkan 'riya'.
Disini bukan berarti 'saya-lah orang suci' itu. (hahaha).
Kita hanyalah sama-sama berusaha menyampaikan kebenaran.

Kita hidup di dunia ini untuk mencari KEBENARAN, bukan untuk PEMBENARAN DIRI.
Pahamilah dan renungkanlah..
Ketika Kebenaran itu datang dengan membawa 'logika' yang tidak bertentangan dengan akal sehat yang sesuai dengan dalil-dalil.
Walau Kebenaran itu pahit sekali rasanya karena datang dari sesuatu yang tak diharapkan. Tapi biasanya 'nurani' mengakui Kebenaran itu, hanya 'ego' yang kerap membantahnya.

"Dan janganlah kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan (kesalahan, kejahatan, kemungkaran) dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya." QS Al-Baaqoroh 2 : 42.

Pepatah Arab:
"Janganlah 'dipandang' siapa yang berbicara, tapi 'pandanglah' apa yang dibicarakannya."

Catatan:
Nabi Besar Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wassallam, tidak pernah memanggil sahabat-sahabat beliau dengan sebutan 'Haji'. Dan sahabat-sahabat beliau pun tidak pernah memanggil Nabi Muhammad dengan sebutan 'Haji'.
Maka, "MARI SAMA-SAMA KITA 'HAPUSKAN GELAR HAJI !!!"

Akhir kata, saya Mohon Maaf yang Sebesar-besarnya kepada Anda yang telah merasa terhujat. Mohon tidak menghujat balik. (ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ).
Diharapkan kritik dan saran dengan argumen yang jelas dan santun.
Terima kasih Saudaraku..

Wallohu'alam..
Wassalammu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh..
Semoga bermanfaat..
Bantu 'sebarkan' ya.. Dicopas atau bagikan..
Bersama kita bisa! Untuk Indonesia yang lebih baik..
Tks..
by media, awal 2013.

Subhanakallohumma wabihamdika asyhadualla ilahaa illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.
LihatTutupKomentar