^*^ KEYAKINAN PADA AKHIRAT ^*^



Iman kepada akhirat merupakan syarat mutlak untuk menjadi muslim. Tidak beriman kepada akhirat, berarti bukan muslim.

Dalam Al-Qur’an terdapat ratusan ayat mengenai kehidupan setelah mati, bangkit dari kematian, hari pengadilan, buku catatan amal, surga, neraka, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan alam setelah kematian.

Kematian bukanlah kesirnaan dan kemusnahan. Kematian hanyalah peralihan dari dunia fana yang sesaat ini ke alam akhirat yang abadi.

Kata-kata dan perbuatan kita selama di dunia tidaklah sirna, melainkan terus eksis dan akan dimintai pertanggungjawa
bannya pada Hari Pengadilan (pasca kebangkitan). Dengan kata lain, perilaku manusia di dunia inilah yang membuat hidupnya di akhirat bahagia atau sengsara.

Sebagaimana mustahilnya menanam rumput yang dipanen padi, maka begitu pula mustahil orang yang buruk perilakunya di dunia akan bahagia di akhirat.

Al-Qur’an mengatakan dihari perhitungan nanti manusia akan melihat balasan perbuatannya di masa lalu (ketika hidup di dunia), sebagaimana firman-Nya,

“(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapat (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dikerjakan...” (Ali-‘Imran: 30)

Orang yang percaya akhirat selalu sangat hati-hati dalam berpikir dan bertindak, karena dia tahu bahwa perbuatan tidak boleh dianggap sebagai urusan sementara. Dengan kata lain, perbuatan yang dilakukan di dunia ini merupakan ‘paket’ yang kita kirim ke akhirat.

Akhirat merupakan tujuan dan yang membuat hidup pikuk aktifitas di dunia jadi bermakna.

Seandainya tidak ada akhirat yang abadi itu, tentu tidak ada tujuan akhir. Pengaruh dari iman kepada akhirat adalah kita jadi berpikiran bahwa eksistensi kita ada tujuannya dan memberikan arti bagi kita, pikiran, dan kehidupan kita.

Keyakinan tentang akhirat akan mencegah kita lari dari tanggungjawab, mencegah hawa nafsu dan syahwat dari tindakan melampaui batas.

Keyakinan pada akhirat akan mendorong kita untuk menyadari bahwa kesempatan-kesempatan yang ditawarkan oleh dunia ini sangat terbatas.

Kehilangan kesempatan di dunia (beramal shaleh) akan menyebabkan kita jatuh ke dalam penyesalan yang tidak berguna lagi.

Semoga tindak-tanduk kita di dunia tidak menjadikan kita lalai dari mengingat Allah dan hari akhir.
LihatTutupKomentar