^^^ AIR MATA PENYESALAN ^^^



Aku telah melewati 20 pergantian musim dari usiaku. Aku berada dalam kegelapan yang nyata. Aku bertindak tanpa petunjuk dan penuh kelaliman. Hatiku lapar, dadaku sempit. Aku merasa diri ini terpenjara di duniaku sendiri.

Jalan telah ku pilih. Inilah pisau batinku yang bersinar, tersenyum, dan senang dengan jalan keluar ini.

Disaat pisau batinku hendak mendekati hatiku yang mati, dari ujung keheningan terdengar suara melantun dan berseru, ”Allahu Akbar, Allahu Akbar.”

Pisau jatuh dari genggamanku. Hatiku yang mati bergerak-gerak,
seakan-akan terbangun. Ada apa dengan hatiku? Adakah suara itu begitu asing? Ataukan aku baru sekarang merasakan maknanya?

Ku coba menyatakan keinginan hatiku untuk menjawab suara itu. Ku ambil air wudhu, lalu aku keluar menuju jalan yang berhadapan dengan arah masjid.

Aku masuk ke dalam masjid untuk shalat subuh. Aku berdiri satu barisan bersama sekelompok manusia yang tak tahu latar belakang kehidupanku.

Air mata berlinang membasahi pipiku, menyirami tanah gersang dalam hatiku yang mati.

”Wahai Dzat Yang Maha Mengetahui sesuatu yang tampak dan yang tersembunyi. Ampunilah hamba yang bertaubat dari segala kezhaliman di masa lalu yang tidak pernah ada bandingnya. Sungguh engkau Dzat Yang Maha Pemurah
LihatTutupKomentar